Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Ronda

29 Oktober 2019   17:35 Diperbarui: 3 November 2019   18:04 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ting...ting...ting...ting...ting..!" bunyi nyaring tiang listrik dihantam-hantam dengan tongkat besi, pukul dua saat terjadinya rotasi yang transendental. 

Lima tiang listrik berteriak keras, satu tiang selalu berbunyi paling kencang. Satu tiang listrik bersuara paling mendengking sangat dekat, karena tertancap di depan rumahnya. Sontak pak RW terbangun, merasakan suara-suara nyaring memukul kepala.

Godam besi raksasa memecut-mecut tiang listrik besi yang sedang menggigil ketakutan, pada jam tiga, ketika embun-embun sedang berasyik-masyuk membasahi  pucuk dedaunan.

Gaung dari depan rumah bergema-gema membuyarkan mimpi, menghentikan aliran darah kental lalu menyembur lagi secata tiba-tiba seperti selang pecah menyebar di otak beku, membuat pak RW sekonyong-konyong tersadar.

Kesadaran jiwa yang membuat kesukaran memeluk mimpi kembali. Badan sudah digulingkan ke kiri diputar ke kanan tidak juga berhasil menghentikan gemuruh bertalu-talu dalam kepala.

Penderitaan berakhir ketika didengarnya derit portal dibuka untuk memberi jalur pengunjung mesjid, setengah jam sebelum pelaksanaan ibadah subuh. Suatu pertanda rutin bahwa tugas ronda telah usai, masing-masing petugas jaga malam pun merunduk pulang.

Kedua mata pak RW kelelahan, berangsur-angsur memudar lalu melenyapkan ingatan. Hening.

Bak terserempak oleh sekawanan harimau lapar, pak RW melompat terjaga dari ranjang. Belum sempat seluruh nyawa berkumpul pada tubuh, ia bersegera menuju arah suara teriakan histeris istrinya:

"Pakne....pakne.....pakne.....cepat lihat di depan rumah...!!!"

Pemandangan yang sekarang terpampang di depan rumah membuat tubuhnya berguncang hebat: pintu gerbang telah merengkah, garasi menganga lebar.

Pak RW pun mengeluarkan lengkingan bagai sapi disembelih, mengundang para tetangga berhamburan datang:

"Aaaaaaaargh...! Mobilku digondol garong....!!!"

~~Selesai~~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun