Kepala kita ini kadang kala terus saja dijelali oleh banyak angan-angan, keinginan dan cita
Entah apa yang dicari?
Apakah hanya jalani kehidupan duniawi untuk menggapai kepuasan diri, kelulusan, kesembuhan, kehormatan dan jabatan atau apa?
Masih sedikit terbersit kebutuhan untuk akhirati? Entah!
Kita boleh pula perdebatkan apakah ini adalah dorongan nafsu syahwat atau atas kesadaran diri bagian dari ikhtiar
Namun, itu adalah lintasan perjalanan kita yang dijalani
Menjadi niat, dan diawali dengan rencana-rencana yang kita goreskan di bumi
Dan dijalani dengan penuh ambisi
Kita mungkin pandai menyusun rencana aksi hasil turunan dari analisis SWOT yang berbulan-bulan dikaji
Namun, tidak semua aksi terwujud sesuai dengan tujuan yang diingini
Lalu kita pun lakukan evaluasi
Kalau-kalau ada langkah yang salah dalam mengeksekusi
Tapi, pernahkan kita tersadar secara ruhani
kalau tujuan yang tak tercapai karena campur tangan Ilahi
Yang Maha Kuasa punya rencana sendiri
Mungkin saja akal budi kita tak mampu memahami
Kalau begitu biarkan saja ini terjadi
Karena hanya Tuhan yang tahu apa yang dikehendaki-Nya
Ikuti saja apa yang Tuhan mau beri untuk teguhkan rencana-Nya atas kita
Bertawakal dengan ikhlaskan diri penuhi ketentuan dari-Nya
Catatan:
Tulisan di atas adalah paraphrase atas untaian kalimat dari Dr. Budi Santoso, salah seorang instruktur pelatihan Applied Approach (AA) yang berkata : "Tuliskan rencanamu dengan pinsil. Namun, berikan penghapusnya kepada Tuhanmu. Maka, biarkan Tuhan menghapus rencanamu, karena Tuhan akan meneguhkan rencana-Nya untukmu".