Mohon tunggu...
Encep Hanif Ahmad
Encep Hanif Ahmad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Learning how to Learn

seorang manusia biasa yang sedang belajar cara belajar

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Fatherless

27 Februari 2024   22:48 Diperbarui: 27 Februari 2024   22:48 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Sore ini, aku menjemput Narendra (11 tahun) dari tempat les. Tak seperti biasanya, kali ini tak langsung pulang. Pagi tadi, kubilang padanya, "Nanti sepulang les, kita jalan berdua ya, ngobrol-ngobrol urusan lelaki." Narendra hanya tersenyum sebagai jawaban.

Ku arahkan si Yupiter Z menuju sebuah kafe di kawasan Tegar Beriman. Sampai parkiran, kami turun. "Ibu mana?" tanyanya dengan raut muka mencari. "Ibu masih di Jakarta, ambil obat untuk nenek," jawabku singkat. "Rayi mana?" tanyanya lagi. "Di rumah," kataku. "Kenapa gak ajak Ibu sama Rayi?" tanyanya lagi. "Kan sudah dibilang, kita jalan berdua aja," kataku sambil tersenyum.

"Cari tempat yang enak," pintaku padanya saat berjalan bersama memasuki kafe. Posisiku sedikit di belakangnya. Ku tatap sosok bujang di depanku. Perawakannya tinggi berisi untuk anak seumurannya, bahunya lebar menggambarkan dada yang bidang. "Ah, tak terasa, sudah besar ternyata anakku," kataku dalam hati.

Dia memilih tempat di dekat stage live musik. Kami duduk berhadapan. Tak lama waiter mengantar daftar menu. "Untuk pemesanannya langsung ke kasir ya Pak," katanya ramah. "Ok, terima kasih," jawabku.

Kuserahkan kertas menu ke Narendra. "Pesan apa yang Kakang mau," kataku. Dia pun menconteng beberapa hidangan, ada Curry Chicken Katsu, Indomie Goreng Telur, Mozzarella Cheese Fried Fries, dan Roti Bakar. "Pria punya selera," pikirku. "Itu bisa habis? Sayang kalau gak habis," ucapku. "Takut gak abis atau budgetnya gak cukup?" tanyanya sambil senyum dikulum.

"Kalau bisa habis sih gak papa, minumannya udah dipesan?" lanjutku. Dia menconteng lagi pesanan minuman, kemudian diserahkan menunya padaku. Ku lihat daftar menu minuman, lalu kuconteng Teh Tawar Hangat. Aku pun berjalan ke kasir untuk melakukan pemesanan dan pembayaran.

Setelah selesai urusan dengan kasir, aku kembali ke tempat duduk. "Gimana lesnya, lancar?" tanyaku membuka obrolan ringan. Dia pun berceloteh panjang mengenai les matematikanya dengan tanpa beban. Obrolan tentang pelajaran les dan sekolah berlangsung lancar tanpa hambatan.

Selang berapa lama, pesanan pun mulai datang. Dia memilih Curry Chicken Katsu yang pertama kali disantap. "HP, aku mau nonton, sudah ada list yang mau ditonton, untuk curry tontonannya Doraemon yang ibu-ibu berebut masakan," katanya menjelaskan. Narendra punya kebiasaan menonton hal yang terkait makanannya jika sedang makan.

Kuberikan HP-ku padanya. Dia pun mulai menyantap makanannya sambil menonton Youtube. Aku memilih untuk diam, hanya menatapnya yang sedang menikmati hidangan. Ekspresi wajahnya polos (poker face) tapi terlihat begitu menikmati hidangan yang ada. Sesekali ku seruput teh tawar hangatku.

Kelar menyantap Chicken Katsu dia merapikan piring bekasnya, sendok garpu ditelungkupkan sejajar di atas piring, lalu dipindah ke bagian pinggir meja. Setelah itu, tanpa ba bi bu langsung mengambil Indomie Goreng dan mulai menyantapnya.

Aku menatapnya sambil tersenyum. Sesekali dia melirikku. "Tadi siang aku kan gak makan," katanya seakan klarifikasi. Tak memakan waktu lama, seporsi Indomie Goreng pun tandas tak tersisa. Seperti tadi, dia bereskan piringnya, lalu ditumpuk dengan piring bekas Chicken Katsu tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun