Sebenarnya sejak Shin Tae-yong (STY) diturunkan dari tampuk kepelatihan, saya mulai malas nonton timnas. Menang-kalah di sepakbola adalah wajar saja, tapi saya paling tidak suka dengan kesewenang-wenangan. Sebagai orang yang pernah merasakan di-PHK, padahal baru saja memenangkan pitching sebuah brand saja, saya sakit hati; apatahlagi orang dengan prestasi secemerlang STY. Pelatih yang membuat kita bangga dan pede nonton timnas!
***
Tapi sudahlah, sebagai rakyat biasa toh saya hanya bisa memaki tanpa bisa apa-apa. Hanya bisa ternganga saat yang menggantikan bukan pelatih yang selevel STY: Patrick Kluivert? Bahkan sebagai pemain timnas Belanda pun dia tertutup nama besar Ruud Gullit, Marco Van Basten dan Dennis Bergkamp.
Tapi konon pelatih yang bagus (biasanya) berasal dari pemain yang biasa saja, lihat saja Pep Guardiola dan Carlo Anceloti. Yang saya bisa adalah melihat rekam jejak, boleh dibilang CV Kepelatihan Kluivert tidak meyakinkan, yang mencuat malah keterlibatannya dalam perjudian?
Baiklah, jika PSSI sudah berencana berjudi dengan peluang kita ke piala dunia saya bisa apa, selain menunggu hasil yang berbicara. Jelang pertandingan, ada tiga lagi pemain naturalisasi yang disambut gembira oleh para suporter, dianggap sebuah prestasi. Sayang sekali saya tak termasuk dalam golongan ini, saya termasuk suporter kuper.
Buatku mengganti pelatih menjelang pertandingan saja sudah merusak konsentrasi pemain, malah ditambah dengan menambah pemain baru. Sebab sepakbola adalah permainan tim, tidak bisa selesai dengan tampang indo dan main jago saja. Terbayang kemistri yang sudah terbangun bagus di era STY malah bisa pupus dengan semua perubahan dadakan ini.
***
Hari pertandingan di pertengahan Ramadan adalah jam ideal untuk ngabuburit. Berharap saya dan seluruh rakyat Indonesia bisa berbuka dengan hasil yang manis.
Starting eleven timnas kita tak ubahnya timnas Belanda, entah KW berapa? Tercatat hanya Marselino Ferdinan yang bukan pemain naturalisasi. Saya tak akan masuk ke teknis pertandingan, bukan kapasitas saya.
Waktu menunggu buka jadi terasa susah, karena harus menahan emosi. Di babak pertama saja kita dibantai 3--0, para penonton di stadion seperti menyuarakan suara hati saya, mereka meneriakkan nama Shin Tae Yong berkali-kali! Dan hasil akhir pun berbicara keras: kita dibantai 5--1!