Mohon tunggu...
Opini Bareng-Bareng
Opini Bareng-Bareng Mohon Tunggu... -

Kami adalah sekumpulan mahasiswi salah satu universitas yang memiliki akun ini bersama untuk menulis dengan tujuan bukan hanya sebagai tugas dalam mata kuliah tertentu tapi juga untuk memberikan opini terhadap kasus yang sedang 'happening' di Indonesia dan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pers Bebas Sesuai Takaran

18 Februari 2016   20:36 Diperbarui: 7 Juni 2016   14:50 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pada tanggal 9 Febuari Indonesia merayakan hari pers nasional. Tanpa kita sadari pers juga memiliki peran yang sangat penting di dalam kehidupan sehari-hari. Pers merupakan salah satu faktor yang menunjang popularitas publik figur. Selain itu pers juga merupakan media informasi, media pendidikan, media entertainment, media kontrol sosial, dan lembaga ekonomi. Menurut ketua dewan pers Bagir Manan, Indonesia tergolong negara yang serius dalam memberikan ruang bagi kemerdekaan pers. Kebebasan pers adalah kebebasan seseorang untuk mendapatkan informasi dari berbagai media massa baik media massa cetak maupun media massa elektronik, dan kebebasan ini merupakan hak setiap individu, namun kebebasan pers tidak boleh melanggar azas-azas atau norma-norma yang berlaku pada agama tertentu. Kebebasan pers dapat berfungsi sebagai suatu informasi yang berguna bagi pemerintah dan bagi masyarakat.

Pers Indonesia merupakan pers yang paling bebas di Asia. Dalam hal ini, arti bebas memiliki sudut pandang yang berbeda tergantung kepada penerima informasi. Bisa sebagai hal yang positif maupun negatif. Pada dasarnya kebebasan berpendapat merupakan hal yang baik, namun harus tetap mengetahui batasan-batasan atau etika dalam mengemukakan pendapat atau informasi. Banyak sekali warga Indonesia yang dibutakan oleh media. Pers di Indonesia harus lebih selektif dalam menyaring informasi dan mengungkap lebih banyak fakta yang lebih akurat agar tidak membodohi dan memprovokasi masyarakat. Menurut kelompok kami, kami setuju bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki kebebasan pers terbesar. Kemampuan untuk pers Indonesia untuk mengungkapkan pendapatnya itu sangat bebas bukan hanya didukung oleh pemerintah tetapi juga karena beragam isu yang sedang terjadi.

Indonesia merupakan negara demokratis dimana setiap masyarakat diberikan hak untuk memberikan pendapat. Menurut saya semua orang bisa menjadi pers. Misalkan, seorang supir taksi. Jika kita memberikan supir taksi tersebut sebuah mikrofon dan kamera kecil untuk mewawancarai atau berinteraksi dengan penumpang, maka supir taksi tersebut sudah menjadi pers bagi masyarakat. Dia bisa mengutarakan pendapatnya melalui sarana yang ada di sekitarnya dan sebenernya tidak memerlukan mikrofon dan kamera untuk di dengar. Sebegitu bebasnya pers di Indonesia.

Saya kutip langsung dari artikel satu ini. "Namun hal lain juga terjadi pada publik figur Indonesia yaitu Deddy Corbuzier yang menggelar konferensi pers terkait hater yang berkata kasar di Instagram Chika Jessica di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (8/2/2016)."

Deddy Corbuzier misalkan mengaku bingung dengan berkembangnya industri pers di tanah air. Pria ini mengaku kebingungan dengan sosok wartawan di Indonesia.

"Menurut saya wartawan di Indonesia ini ada 2 sisi. Saya bingung, mereka bisa mengambil segala sesuatu dengan cepat. Tapi, negatifnya, kecepatan ini belum tentu benar," komentar Deddy seperti dikutip Tribunnews.com dari Info Seleb K-Vision.

Jadi kesimpulannya adalah kebebasan berpendapat pada dasarnya merupakan hal yang baik, namun tergantung isi dan penyampaiannya. Apakah itu baik atau tidak, apakah penting atau tidak, semua harus dalam proses pengolahan informasi yang baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kita juga harus mengerti tata cara berkomentar atau memberikan pendapat, jangan sampai pernyataan kita dapat menyinggung atau menyakiti pihak lain. Jadi bebaslah berpendapat dalam takarannya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun