Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Sampai Tujuan Sesuai Kebenaran Mutlak

9 Maret 2024   15:15 Diperbarui: 10 Maret 2024   05:32 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat Sampai Tujuan Sesuai Kebenaran Mutlak (coffeeandmascara.org, diolah pribadi)

Pada dasarnya setiap orang ingin selamat untuk mencapai tujuan hidup. Hasil pencarian dari berbagai sumber, penulis menemukan bahwa ada tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Ada pula tujuan duniawi dan tujuan spiritual. Tujuan duniawi seperti memiliki kesehatan yang baik, panjang usia, mempunyai teman-teman yang baik, dan memiliki harta yang cukup bahkan berlimpah. Sedangkan tujuan spiritual berkaitan dengan terkikisnya ego, bisa tenang menghadapi berbagai situasi yang berubah, dan memiliki pikiran jernih dalam membuat keputusan.

Ibarat sebuah tanaman yang tujuan hidupnya ingin tumbuh besar dan lebat, maka tanaman tersebut perlu melakukan berbagai upaya, karena di kehidupannya ada empat aspek, yakni kualitas bibitnya (bibit unggul atau tidak) dan kondisi lingkungannya (mendukung atau tidak terhadap pertumbuhan tanaman tersebut). Jika tanaman bisa tumbuh tinggi besar menjadi sebuah pohon pun, tetap ada faktor penting yang perlu ia jaga, yakni akarnya. Karena semakin tinggi pohon, semakin kuat terpaan angin dan semakin butuh energi lebih banyak untuk mengisi setiap aspek dirinya agar tidak mudah rapuh. Pohon yang mau tetap hidup akarnya akan terus berupaya menggali ke kedalaman untuk mencari nutrisi-nutrisi yang diperlukan.

Perumpamaan di atas, juga serupa dengan kita sebagai manusia. Bibit di perumpamaan itu berkaitan dengan kualitas diri yang sudah ada, yang telah dipupuk dari kehidupan-kehidupan sebelumnya. Jika kualitas diri kurang, maka di kehidupan ini perlu lebih giat bekerja atau beraktivitas untuk menutup kekurangan tersebut, baik dengan terus memperdalam pengetahuan dan keterampilan agar tidak mudah tertipu dan dapat menjalankan aktivitas dengan lebih baik, maupun memperdalam kitab suci yang berisi petuah-petuah bajik untuk meningkatkan kebijaksanaan, sehingga tahan banting (sistem kekebalan tubuh dan batin meningkat).

Orang yang penuh semangat,
Selalu sadar,
Murni dalam perbuatan,
Memiliki pengendalian diri,
Hidup sesuai dengan Dhamma, dan selalu waspada,
maka kebahagiaannya akan bertambah.

(Dhammapada 24)

Sama seperti akar yang sebagian besar ada di dalam tanah, tidak kelihatan, begitu pula manusia yang batinnya tidak terlihat kasat mata biasa. Maka perlu menggali batin ke dalam diri. Perjalanan ke dalam diri seperti perjalanan ke suatu tujuan yang melewati berbagai tempat sebelum sampai ke tujuan tersebut.

Agar selamat perlu benar-benar punya dasar pengendalian diri, tidak melekat, tidak bereaksi berlebihan, fokus kepada tujuan perjalanan. Perlu membantun kesadaran atau perhatian yang kuat agar tidak celaka di jalan. Dalam perjalanan akan ditemui hal-hal yang berguna, namun banyak juga ditemui hal-hal yang tidak berguna, namun kelihatannya menarik perhatian. Ketika kesadaran lemah, maka bisa mampir ke yang tidak berguna tersebut, dan akhirnya bisa lupa dengan tujuan awal perjalanan.

Perjalanan ke dalam diri yang efektif melalui proses meditasi, karena di dalam meditasi beberapa kondisi awal sudah diterapkan sehingga mendukung proses perjalanan ke dalam diri, seperti menutup mata, tidak berbicara, diam dan tidak melakukan aktivitas apapun, sehingga energi diri hampir seluruhnya dipakai untuk memperhatikan gejolak pikiran, mengurangi pikiran-pikiran tidak bermanfaat, memperbanyak pikiran bermanfaat, dan meningkatkan kebijaksanaan.

Ketika menelusuri peta kehidupan untuk mencapai tujuan, dalam hidup ini terdapat dua versi peta Kebenaran. Kebenaran sesaat yang berubah sesuai dengan waktu, komunitas, dan keadaan. Kebenaran ini perlu diikuti karena seperti pepatah mengatakan “lain ladang lain belalang lain lubuk lain ikannya”. Benar di tempatmu belum tentu benar di tempat lain. Perlu tahu tempat dan waktu sehingga mengurangi konflik dan masalah-masalah yang tidak perlu. Jadi orang yang berguna bukan versi diri sendiri, namun versinya sesuai tuntutan kebutuhan, baik sebagai karyawan, penjual, restoran, pengurus, dan seterusnya. Namun, jika sudah tidak sesuai kebenaran mutlak, maka perlu dihindari. Kebenaran mutlak adalah kebenaran yang berlaku dimana saja tanpa batas waktu, contohnya hukum tabur tuai (ketika berpikir, berbuat dan berucap yang buruk, melanggara moralitas, maka akan menuai keburukan baik di masa kini maupun masa mendatang). Untuk itu ketika kebenaran sesaat telah menyimpang dari kebenaran mutlak, orang bijak akan memegang teguh kebenaran mutlak agar terhindar dari akibat buruk yang menimpanya.

TENANG, JERNIH

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun