Disini ada kami, perantauan
Yang merindu kampung halaman
Sebagaimana umat nabi Musa
Mendamba tanah yang dijanjikan
Merantau bukan untuk menang
Hanya saja tanah kelahiran
Tidak menyediakan apa-apa
Selain kalah dan rasa kecewa
Kami sungguh sepenuhnya
Jenuh sesungguhnya
Setiap hari cari uang
Agar esok bisa pulang
Itupun kalau bapak-ibu
Tidak pergi lebih dulu
Karena kami menggadai waktu
Hari ini untuk nanti
Sebuah nanti yang tak pasti
Di dalam esok yang misteri
Karena nanti hidup makin susah
Lalu bisa apa kami selain pasrah
Kepada sebuah keadaan
Yang kadang datang memilukan
Tapi perut masih perlu diisi
Walau mahal pupuk
Daripada padi
Tapi aku masih rantau disini
Walau jadi remuk
Daripada mati
Kotawaringin, 13 November 2022