Mohon tunggu...
deniranggup
deniranggup Mohon Tunggu... Mahasiswa - Boy rg

Marjaavaan (Aku akan Mati): Cinta yang hilang, harapan untuk kembali.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seorang Pelacur di Tanah Surga

11 Agustus 2020   08:04 Diperbarui: 11 Agustus 2020   09:42 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diikat dalam surat kontrak perkawinan, sejarah panjang seorang pelacur dinegeri burung surga, dalam huru hara gagap gempita kemerdekaan dan kebebasan, seorang pelacur ditawarkan sang tuan pada kami.

Keindahan tubuhnya dan parasnya yang senada dengan tutur lembut setiap kata-katanya telah menghipnotis para serdadu seratus.

Dalam durasi kontrak yang ditentukan sang tuang mengharapkan pelacurnya dapat menjadi pembunuh idiologi dan cita cita luhur bangsa penghuni surga kecil.

Pelacur itu memberi kenikmatan dan kepuasan pada mereka orang orang asli negeri burung surga yang berjiwa anjing berwujud manusia penjilat selangkahan pahanya  demi menikmati paha yang putih dan buah dadanya menggoda.

Kenikmatan yang membutahkan dengan bayaran yang mahal isi perut negeri burung surga harus dicabik dan digerus, memuntahkan dara berbutir tembaga dan berlempengkan emas.

Manusia penghuni negeri burung surga dibalik cakrawala kehidupan ratapanya terdengar pilu.

Membangkitkan amarah dalam hati, menyulut api kebebasan terbakar dalam nadi setiap manusia dinegeri ini.

Pelacur ini akan membunuh kami, Paling tidak biarkan kami memilih, kenikmatan itu.

Ada yang ingin mempertahankan tapi ada yang ingin menggantikan, bahkan ada yang ingin mempersuntingnya.

Tawar menawar, Tarik sana dan sini bermain retorika kenikmatan kata kata yang menjadi instrument penggadeaan harga diri demi kepuasan birahi, mengorbankan banyak tubuh mengalirkan darah menggersankan bumi tempat burung surga bernyayi dan menari, tak lain hanya lantaran seorang pelacur kota metropolitan. 

Beruntung negeri ini memiliki generasi sadar dan tawakal membedakan mana kenikmatan yang diberikan seorang istri dan mana kenikmatan ditawarkan sang pelacur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun