Kabar yang Ditunggu
Hari minggu berlanjut bagi Tania dengan melamun di hadapan jendela kamarnya. Tania masih tidak percaya kali ini begitu lama dirinya terpisah dari orang tuanya. Belum pernah lebih dari dua minggu dirinya tidak bertegur sapa di rumah dengan kedua orang tuanya. Kali ini Tania begitu jenuh, sudah tidak tertahankan dirinya menunggu kemunculan kedua orang tuanya. Hatinya gelisah seakan ada kekosongan yang tidak terisi dengan apapun juga.
“Non, kenapa kok seharian ini di kamar terus?” kata Bu Ijah sambal membawa segelas susu.
“Ada apa bi?” tanyanya terkaget.
"Mas Luqman nyariin Nona. Makanya bibi diminta bawa ini.” Kata Bu Ijah sambal menaruh segelas susu di meja kecil.
“Kenapa Papa Mama sibuk terus ya bi?” tanya Tania lesu
“Bapak sama Ibu kan sibuk buat Nona. Nona sekarang bisa punya kamar bagus. Hape Iphone juga kan karena Bapak dan Ibu kerja keras. Saya juga kan di sini beres-beres rumah biar anak saya bisa beli Iphone. Biar kayak Nona.” kata Bu Ijah sambal tertawa.
“Tapi Papa Mama kan ga harus kerja terus juga. Tania bosan di sini sendirian.”
“Ada Mas Luqman, ada temen-temen nona. Nona harus kuat menunggu Bapak sama Ibu. Jangan sampai Bapak sama Ibu ikut sedih gara-gara Nona sedih. Nanti makin lama pulangnya.”
Tania lalu tersadar dengan perkataan Bu Ijah. Tania lalu bergegas menemui kakaknya dan bermain di ruang tengah. Akhirnya Tania mau berusaha menutup rindunya demi orang tuanya.
-fin- #episode selanjutnya