Jangan sampai tergiur investasi yang berskema pengembalian tinggi, namun ditawarkan dari perusahaan investasi bodong.
Sadar terhadap hak dan kewajiban bagi setiap investor penting agar tak ada yang merasa dibohongi dan dirugikan.
Perlindungan finansial bagi mahasiswa dapat tercapai melalui manajemen keuangan yang tepat. Pentingnya mengelola uang, sadar potensi bahaya berlebihan menggunakan fasilitas bayar kemudian (pay later), dan menyadari pentingnya berinvestasi sejak dini.
Perlindungan finansial bagi mahasiswa/i tercapai dengan mengatur dalam skema. Uang saku bulanan dibagi menjadi 10% (pos berderma, 10% (pos tabungan dan investasi), 30% (pos bersosialisasi), dan 50% (pos kebutuhan rutin perkuliahan).
Dalam kuliah tamu di Universitas Parahyangan, Bandung, Jawa Barat (26/02/2025), Ketua Departemen Literasi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Cicilia Nina mengungkapkan kepada mahasiswa/i tentang disiplin dalam menyisihkan uang (bukan menyisakan) untuk investasi dalam bentuk reksadana, obligasi, saham, dan logam mulia.
Ia menegaskan perencanaan keuangan sejak dini dapat melatih kedisiplinan. Jika dikaitkan dengan ajaran Stoa, maka mereka melatih diri melakukan disiplin hasrat dan disiplin tindakan.
Paparan medsos menimbulkan candu. Beragam promo menarik dapat menggoyahkan mahasiswa/i untuk memenuhi hasrat konsumtif.
Terkadang mereka hanya termakan rayuan promo atau terjebak tren FOMO (Fear of Missing Out).
Terjebak hal-hal tersebut hanya tinggal menunggu waktu, kemudian berutang. Sebab pos-pos pengeluaran yang tak perlu membengkak. Menguras uang untuk pos-pos rutin.
Berkaitan dengan utang, Bu Nina mengingatkan mahasiswa/i untuk mengingat YONO (You Only Need One) agar kondisi keuangan tetap terlindung.
Penutup