Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Teacher Ambassador Literasi Finansial Bank SMBC, Teacher Ambassador KOCO School #Batch1, Akademi Guru Influenser #Batch1buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Financial

Nabung dan Ngopi Cantik ala Stoik

4 Oktober 2025   13:47 Diperbarui: 4 Oktober 2025   13:47 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seduh Kopi di Rumah ala Stoik/ DokPri

Varian produk kopi yang semakin beragam ditambah dengan menjamurnya kedai kopi estetik turut meningkatkan konsumsi kopi di beragam kalangan. Kalangan remaja dan dewasa muda terbiasa mengonsumsi kopi usai berolahraga (futsal, bola basket, bulutangkis, dan padel). Konsumsi kopi juga meningkat saat mereka bermain game online/ play station. Semakin lama mereka bermain otomatis jumlah konsumsi kopi meningkat.

Kebiasaan mengonsumsi kopi tanpa kendali menguras dompet. Mereka yang sudah tahap adiksi kopi bahkan pos pengeluaran untuk berbelanja kopi melebihi uang pemasukan/ uang saku setiap bulan. Promo beli satu kopi gratis satu atau membayar kopi dengan paylater semakin membuat dompet mereka terkuras hingga besar pasak daripada tiang.

Mendisplinkan Hasrat

            Untuk dapat menabung dan menghindari besar pasak daripada tiang akibat konsumsi kopi berlebih, mari sejenak memetik inspirasi dari Stoikisme. Filsuf Stoa, Epictetus menganjurkan manusia untuk memiliki disiplin hasrat.

            Memiliki disiplin hasrat bukan berarti menghilangkan keinginan-keinginan diri. Manusia yang mempraktikkan disiplin hasrat mampu menerima keadaan sebagaimana mestinya. Misal: andai isi dompet menipis, maka keinginan untuk mengonsumsi kopi perlu diatur. Jangan sampai dapat membeli kopi, namun kebutuhan primer justru tak terpenuhi.

Ngopi Cantik ala Stoik/ Chatgpt AI
Ngopi Cantik ala Stoik/ Chatgpt AI

            Disiplin hasrat merupakan fondasi untuk menuju disiplin tindakan dan disiplin penilaian. Penguasaan hasrat memang menjadi landasan bagi manusia untuk bertindak dan menilai (Purba,2025).

            Bagaimana cara seseorang memeriksa, apakah ia sudah mampu mendisiplinkan hasrat? Jika dalam hatinya masih terngiang ("Aku lemas nih belum ngopi."), maka ia masih diperbudak keinginan tersebut. Ini pun berlaku umum untuk semua hal yang menyebabkan adiksi. Seseorang belum lepas dari hasrat andai terus tak mampu melepaskan diri dari hasrat itu.

            Bagi kaum Stoik, "Kebahagiaan sejati tidak datang dari hal-hal luar, tetapi dari kendali atas diri sendiri." Seseorang yang mampu mendisiplinkan hasrat sanggup berkata: "Saya boleh ngopi, tapi bukan karena saya harus."

            Lalu, bagaimana seseorang tetap dapat "ngopi" sekaligus dapat menabung. Mari menimba inspirasi dari para Stoik. Filsuf Stoa, Marcus Aurelius mengajarkan untuk "memeriksa setiap dorongan hati/ hasrat sebelum bertindak."

Untuk dapat menabung, maka buat batas pengeluaran kopi bulanan yang realistis. Misal, jika biasanya membeli kopi Rp25.000 per hari, maka ubah menjadi dua kali seminggu. Kemudian, sisihkan selisihnya jadi tabungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun