Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Curahan Hati Sang Matahari

13 April 2019   08:41 Diperbarui: 13 April 2019   09:03 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini cahaya api Sang telah padam di telan hiruk pikuknya kota.

Meskipun sejatinya lidah api Sang tetap merayap memenuhi angkasa.

Berjalan di antara partikel-partikel dan debu-debu angkasa.

Serta di antara Sang-Sang yang lain nun jauh di pusaran bintang di tangga langit ketujuh.

Dewi yang rapuh muncul dari balik awan.

Merayap Dewi dalam gelap mencari cahaya untuk menerangi perjalanannya.

Dia membutuhkan lidah api Sang.

Dengannya terpancar cahaya di wajahnya.

Sang dan Dewi sejatinya saling melengkapi dalam hidupku.

Bergantian memberi warna dalam perputaran waktu.

Meskipun mereka bertolak belakang perannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun