Dari angka posisi Indonesia dalam Index negara di dunia, saat itu LPI Indonesia berada pada peringkat 53, namun di tahun 2016 sedikit naik menjadi posisi 63 namun setelah itu berangsur turun di angka 46 pada tahun 2018/2019.Â
Sekalipun memang untuk tingkat Asean, Indonesia masih cukup tertinggal, karena saat ini saja kondisinya  Indonesia masih  berada di posisi ke-5. Dimana beberapa negara lainnya  : dalam Performance Index dunia Singapura (peringkat 7), Thailand ada di posisi ( 32), Malaysia ada di posisi (41) dan justru Vietnam posisinya cukup baik di banding Indonesia dan Malaysia yaitu berada di posisi (39).
Sebenarnya terkait dengan judul, apa  yang di utarakan oleh Yukki Nugrahawan  Hanafi, Ketua Umum ALFI ( Asosiasi Logistik dan Forwarding  Indonesia). Ada dua hal yang paling mendasar jika Indonesia ingin agar LPI meningkat secara signifikan. Â
Pertama sudah pasti meningkatkan pembangunan dan pemeratan infrastruktur  terutama jalan yang ada di n Indonesia. Hal itu sangat terkait dengan kondisi  Indonesia sebagai negara kepulauan.Â
Wajar jika pada akhirnya saat ini biaya logistik Indonesia kondisinya masih tertinggi di Asia. Dengan komposisi sebesar 24% dari PDB ( Produk Domestik Bruto), maka Indonesia masuk negara dengan  biaya logistik termahal di Asia. Kondisi itu jelas di sebabkan karena kurang meratanya kualitas jalan atau infrastruktur jalan yang ada di seluruh Indonesia, seperti yang disampaikan oleh analisa Frost and Sullivan.
Yang kedua, jelas ini berhubungan dengan kondisi  Indonesia yang saat ini sedang masuk dalam kondisi Era Industri 4.0. Dimana peran IT ( Information Technology) menjadi salah satu faktor yang mesti menjadi perhatian dalam setiap jenis usaha atau bisnis termasuk sektor industri logistik.
Yukki Nugrahawan selaku ketua umum ALFI memberikan pandangannya. Bahwa sejak awal, memang ALFI merasa tren pemanfaatan IT akan menjadi satu hal penting dalam industri logistik. Dan memang hal itu terjadi pada kondisi saat ini, Bahwa peningkatan industri logistik juga dipengaruhi oleh peningkatan dalam sistem digitalisasi.Â
Hal  itu bisa di lihat dari terjadinya tren peningkatan dalam skala domestik dari jenis perdagangan model e-commerce.  Sekedar info, dengan semakin meningkatnya penggunaan dan  implementasi sistem digital, maka bisa terlihat  dari sudah mulainya beberapa perusahaan mengarahkan bisnisnya dengan mencoba mengembangkan sistem digital.Â
Seperti misalnya  perusahaan e-commerce Lazada. Ini adalah sebuah perusahan yang merupakan salah satu perusahaan perdagangan model e-commerce di Indonesia yang memperluas fasilitas build-to-suit mereka menjadi 77.000 meter persegi dari 30.000 meter persegi.
CRM, SISTEM DIGITALISASI YANG AKAN MEMBUAT PROSES KERJA Â INDUSTRI LOGISTIK MENJADI LEBIH OPTIMAL