Setiap bulan, kita hendaknya terus menambah dana cadangan tak terduga ini alih-alih menarik tabungan atau menggunakan jatah dana itu untuk kebutuhan konsumtif.Â
Titik aman ekonomi pribadi dan keluarga idealnya bukan hanya pengeluaran kurang lebih sesuai dengan penghasilan. Jangan lupa menabung, berinvestasi, dan menyediakan dana cadangan tak terduga.Â
Nah, sebelum meminjamkan uang pada orang, pastikan dahulu titik aman ekonomi pribadi dan keluarga aman. Ini bukan egoisme, tetapi bertindak rasional dalam hidup yang tak pasti.
Jika kita tahu bahwa kondisi keuangan kita sendiri belum aman, kita sangat wajar menolak memberi pinjaman uang (dalam jumlah besar). Kita lega, orang lain pun seharusnya juga paham.Â
2. Jangan meminjamkan uang yang vital dalam roda ekonomi pribadi dan keluarga
Saya kira, banyak orang jatuh dalam kesalahan ini, yakni meminjamkan uang yang vital dalam roda ekonomi pribadi dan keluarga. Penting kita catat, sebaik apa pun orang yang ingin berutang, hal-hal tak terduga bisa terjadi pada dirinya sehingga uang kita tidak mampu dia kembalikan sesuai perjanjian.
Nah, apa jadinya ketika kita meminjamkan uang yang vital untuk roda ekonomi diri dan keluarga pada orang yang tetiba kecelakaan berat atau wafat?Â
Secara manusiawi kita pasti jadi enggan menagih, bukan? Padahal, uang yang kita pinjamkan itu sebenarnya sangat kita perlukan.Â
3. Pelajari sifat dan kepentingan calon peminjam uang
Ini adalah prinsip mendasar yang sangat wajar juga kita terapkan pada siapa pun yang ingin meminjam uang pada kita. Juga kepada kerabat dan sahabat sendiri. Apakah si calon peminjam ini punya rekam jejak baik dalam mengelola ekonomi diri dan keluarga?
Jika ada tanda-tanda negatif, sebaiknya kita berhati-hati dengan menolak seluruh permintaan utang atau mengabulkan sebagian saja dengan jumlah kecil. Harus tega agar kita dan mereka juga lega demi kebaikan bersama.Â