Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jutaan Kebaikan Pasutri Tjiptadinata yang Belum Kita Ketahui

11 Januari 2021   15:56 Diperbarui: 11 Januari 2021   16:05 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama rekan-rekan di Bandung - dok Tjiptadinata Effendi

Siapa belum kenal pasutri paling hits di Kompasiana? Cukup menjadi penulis yang kurang-lebih rajin muncul di Kompasiana, siapa pun kiranya disapa oleh Pak Tjiptadinata dan Ibu Roselina Effendi.

Pak Tjip dan Ibu Lina bukan hanya memberi "vote" menarik, aktual, dan sebagainya. Beliau berdua rajin memberi komentar penyemangat. Semua dilakukan dengan tulus. Tanpa mengharapkan apa-apa.

Pak Tjip pernah menulis bahwa kegiatan ber-kompasiana sebenarnya tidak menguntungkan beliau dan istri beliau secara ekonomi. Jumlah tagihan biaya paket internet yang harus mereka bayar tidak sebanding dengan keuntungan yang didapatkan, misalnya melalui K-Rewards.

Pak Tjip dan Ibu Lina juga gemar membuat jamuan makan dan mengirim kue pada staf dan penulis Kompasiana. Entah sudah berapa banyak uang telah mereka berdua relakan demi membahagiakan orang lain, yang sebagian besar bukan kerabat sendiri.

Bayangkan, zaman susah seperti ini, masih ada orang seperti Pak Tjip dan Ibu Lina yang mau berbagi pada sahabat-sahabat virtual yang sebagian belum pernah mereka temui langsung.

Saat orang-orang menipu dan memanfaatkan orang lain, Pak Tjip dan Ibu Lina melakukan persis yang sebaliknya. Mereka terus berbagi secara tulus. Berkorban waktu, tenaga, dan harta bagi siapa saja. Tanpa pandang bulu.

Kebaikan pada seorang anak difabel

Ada satu kebaikan Pak Tjip dan Ibu Lina yang masih saya simpan sebagai rahasia hingga saat ini. Saya baru akan mengisahkannya dalam tulisan ini sebagai hadiah bagi mereka berdua.

Pada bulan Agustus 2019 lalu, saya sedang kebingungan. Kala itu saya dan sejumlah insan ingin membantu pengobatan seorang anak difabel dari Kalimantan Utara.

Anak itu memiliki kaki yang tidak sempurna karena waktu bayi tersiram air panas. Ia kesulitan berjalan secara normal.

Sebenarnya ia bisa sembuh jika ditangani secara tepat. Sayangnya, beberapa kali upaya medis di Surabaya belum membuahkan hasil yang diharapkan.

Sahabat saya, seorang suster biarawati mengabarkan bahwa di Pematang Siantar, Sumatera Utara ada klinik rehabilitasi anak-anak difabel. Masalahnya, dari mana dana untuk memberangkatkan anak itu dan ibunya ke sana?

Saya sempat menghubungi sebuah maskapai penerbangan untuk menanyakan potongan harga tiket. Tiada jawaban.

Upaya saya untuk meminta informasi kapal militer yang berlayar ke Medan ditanggapi dengan baik oleh seorang rekan penulis di Kompasiana. Sayangnya, tiada jadwal pelayaran militer ke sana dari Jakarta atau dari kota lain.

Artinya, kami harus mencarikan dana untuk membiayai tiket perjalanan dari Kalimantan Utara ke Sumatera Utara. Keluarga pasien jelas tidak mampu.

Di tengah situasi itu, saya menghubungi Pak Tjip. Beliau dan istri tercinta segera menanggapi. Dana segera dikirim. Berkat dukungan dana itu dan juga dana dari donatur lain, si anak difabel dan ibunya bisa berangkat berobat ke Pematang Siantar.

(Anak difabel paling kiri yang dibantu keluarga Pak Tjip -- dokpri)
(Anak difabel paling kiri yang dibantu keluarga Pak Tjip -- dokpri)
Saat ini si anak sudah pulih. Ia bisa berjalan dengan baik, tanpa bantuan alat apa pun. Orang tuanya sangat berterima kasih pada para donatur, termasuk Pak Tjip, Ibu Lina, dan sejumlah insan budiman lain.

Saya sangat yakin, kebaikan Pak Tjip dan Ibu Lina pada anak difabel ini hanyalah satu kepingan kecil dari jutaan kebaikan yang mereka lakukan pada banyak sekali insan. Kita tidak tahu  kebaikan-kebaikan "rahasia" mereka yang hanya diketahui oleh Tuhan sendiri.

Apa rahasia di balik mozaik kebaikan yang seolah tanpa henti dicipta Pak Tjipta dan istri tercinta?

"Life is to share."

Demikian pesan singkat Pak Tjip dalam percakapan dengan saya. Ya, hidup adalah berbagi. Makna hidup ditemukan ketika kita mampu berbagi dari hati kepada siapa saja, juga pada mereka yang pernah menyakiti dan membenci kita.

Pengalaman Pahit sebagai Kekayaan Hidup

Kita tahu, perjalanan hidup Pak Tjip dan Ibu Lina penuh liku. Sebelum merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan seperti yang beliau alami saat ini di Australia, mereka telah merasakan sendiri pahitnya hidup sebagai orang miskin.

Pak Tjip dan Ibu Lina meraih kesejahteraan dengan banyak sekali tangisan dan perjuangan. Hidup miskin, ditipu, dipenjara walau tak bersalah, sakit keras, hampir wafat berkali-kali sudah dialami.

Tidak ada satu pun novel dan film drama di dunia ini yang bisa menandingi kisah nyata hidup Pak Tjip dan Ibu Lina!

Saya yang membaca kisah nyata Pak Tjip dan Bu Lina sering berdecak kagum. "Luar biasa! Bagaimana mungkin ada suami-istri mengalami jatuh-bangun demikian dahsyat seperti mereka berdua dan tetap setia hingga usia senja?"

Sangat sedikit insan yang mengalami kepahitan hidup tanpa kehilangan iman, harapan, dan cinta. 

Sangat sedikit pula yang rela membagikan kisah itu apa adanya kepada siapa pun melalui tulisan yang "abadi".

Bagi Pak Tjiptadinata dan Ibu Roselina Effendi, pengalaman pahit adalah kekayaan hidup yang mereka bagikan dengan murah hati sebagai inspirasi.

Siapa pun dapat memetik hikmah kehidupan dari pasutri yang merayakan HUT Perkawinan ke-56 ini.

Pak Tjiptadinata dan Ibu Roselina Effendi, terima kasih dari lubuk hati terdalam. Semoga Tuhan memberkati keluarga Bapak dan Ibu dengan melimpah. Terus berbagi dan menebar inspirasi.

Kota Abadi, fajar Januari 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun