Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

ABIMMU, Tips Menulis Artikel Laris Manis di Blog Kompasiana

31 Agustus 2019   06:22 Diperbarui: 31 Agustus 2019   06:39 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tidak alergi dengan puisi cinta dan puisi dengan kata-kata banal, hanya saja menurut pendapat saya, tulislah tema-tema fiksi (puisi) yang unik.

Saya sendiri kurang tertarik membaca cerpen dan puisi yang -maaf- kata kuncinya adalah kopi, senja, hujan, cinta. Kata-kata itu sudah terlalu banyak digunakan dan terlalu banal. Saya sendiri juga kadang memakai kata-kata itu, namun dalam konteks puisi yang tidak standar.

Coba eksplorasi tema yang belum banyak digarap, misalnya soal kebangsaan, kepedulian sosial, keagamaan, kecintaan pada alam, kebudayaan lokal (cerita rakyat, upacara adat, kontroversi tradisi melawan paham modern, dst.).

Coba eksplorasi diksi yang unik dan bukan mengulangi saja diksi puisi-puisi yang sudah ada, misalnya "mencintai dengan sederhana, senja buat NN, dst". Ikuti nasihat ahli penulisan puisi dan bahasa bahwa karya fiksi hendaknya kaya dengan hikmah dan diksi agar pembaca mendapat inspirasi.

Contoh fiksi bertema unik dan atau berdiksi unik: 

Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi

Selayar Impian

Tips praktis panjang tulisan di blog

Pengamatan hamba, artikel nonfiksi yang dipilih Kompasiana sebagai pilihan dan artikel utama minimal dua halaman Kompasiana. Sila ukur sendiri ya berapa jumlah katanya...saya sudah capek ngetik nih :). 

Mengapa "harus" agak panjang? Karena tulisan nonfiksi yang agak panjang menandakan penulis mahir dan serius mengulas topik, bukan asal tulis sambil makan gado-gado. 

Sementara itu, artikel fiksi tidak harus dua halaman Kompasiana. Namun, puisi atau cerpen yang terlalu singkat juga kurang menarik karena tidak memberi ruang untuk eksplorasi gagasan penulisnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun