Mohon tunggu...
Bob S. Effendi
Bob S. Effendi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Konsultan Energi

Konsultan Energi, Pengurus KADIN dan Pokja ESDM KEIN

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pelajaran dari Kebijakan Hijau Jerman bagi Indonesia

14 Mei 2016   23:45 Diperbarui: 16 Mei 2016   20:58 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebijakan Energiewende atau transisi energi ke terbarukan mulai di pertanyakan manfaatnya bagi warga Jerman

Maka dengan tulisan ini Kami menghimbau janganlah experiment yang gagal lalu di lakukan kembali di Indonesia dan mengorbankan kesejahteraan generasi masa depan. 

Kasus Perancis dan Swiss

Mengapa Perancis dan Swiss ?

Perancis adalah negara yang betetangga dengan Jerman dengan GDP per kapita dan tingkat industrialisasi yang hampir sama begitupun dari sisi geografis yang sama.

Swiss adalah negara dengan GDP perk kapita sangat tinggi, emisi CO2 per kapita terendah untuk negara maju dan index ketahanan energy tertinggi.

Adalah target dari semua perencanaan energy dan cita-cita semua negara untuk memiliki ketahanan energi. Perencanaan ini bertambah sulit ketika ketahanan energi harus di kaitkan juga dengan perubahan iklim artinya – artinya tidak dapat juga karena murah dan banyak, bauran energy semuanya pakai batubara tetapi juga energy harus terjangkau karena bila tidak terjangkau harganya maka tidak akan menjadi driver pembangunan ekonomi negara sehingga semua itu harus ada keseimbangan yang tepat. – dan mencari keseimbangan tersebut bukanlah hal yang mudah.

Badan Energy Dunia, World Energy Council menerbitkan sebuah index ketahanan Energi yang disebut Trilemma Energy Index [8], yang mengukur ketahanan energy berdasarkan 3 komponen utama yaitu :

Setiap negara di berikan ranking dan nilai untuk setiap komponen ES, EE, VS dengan nilai dari A s/d D dimana A nilai tertinggi. Artinya negara dengan Ketahanan Energi tertinggi berarti rangking 1 memiliki nilai AAA, yaitu Switzerland (AAA) dan rangking ke 9 adalah Perancis (AAB) sementara Jerman (BBB) masuk dalam rangking 13.

Tabel di bawah saya buat berdasarkan rangking Trilemma – bauran energy dan kolum terakhir adalah CO2 emission per kapita, yaitu adalah emisi CO2 yang di hitung berdasarkan GDP per kapita dan jumlah penduduk. Artinya negara dengan GDP rendah tentunya akan memiliki CO2 per kapita rendah pula, karena tingkat industrilisasi dan konsumsi energy yang rendah.

Hampir TOP-10 Trilemma Index memiliki GDP per kapita yang hampir sama, yang semua sudah diatas US$ 35,000 per kapita artinya dapat kita perbandingkan.

trilemma-573756fe05b0bd090a2f6e72.jpg
trilemma-573756fe05b0bd090a2f6e72.jpg
Dari tabel tersebut dapat kita tarik kesimpulan sederhana tanpa berpikir
  • Emisi CO2 : Bila menjadikan Jerman sebagai contoh negara dengan emisi per kapita rendah (8,9 ton per kapita) – jelas tidak benar karena Swiss (4,6 ton) dan Perancis (5,2 ton) jauh lebih kecil dari Jerman.
  • Ketahanan Energi : Bila menjadikan jerman sebagai contoh negara yang berhasil memberikan ketahanan Energi jelas Jerman (rangking 13) terbukti gagal, kalah dengan Perancis (rangking 9) dan Swiss (rangking 1).
  • Harga Listrik : Jelas dari bahasan di atas Listrik jerman ($0,35/kwh) termahal di Eropa. Listrik  Swiss ($0,22/Kwh) dan Perancis ($0,19 / kwh) jauh lebih murah dari Jerman.

Pertanyaan saya sederhana, jadi pelajaran apa yang bisa di ambil dari Jerman ?? saya rasa Jawabannya jelas, tidak ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun