Mohon tunggu...
Bagas Mulyanto
Bagas Mulyanto Mohon Tunggu... Konsultan - Book Author and Book Translator

I am a graduate of Islamic Law with a focus on the study of State Law and Islamic political studies, I am also a writer of literary books with the theme of social reaslis and a book translator. I am very motivated to develop skills professionally. I am confident in my ability to generate compelling ideas for memorable marketing campaign strategies and tactics.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Kaum Santri Bertujuan Mengentaskan Degradasi Moral Bangsa

22 Oktober 2020   00:26 Diperbarui: 22 Oktober 2020   00:33 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Poto: Reviewtech.com)

Santri dan pesantren adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan sejak dulu, terlebih sebelum masa kemerdekaan santri dan pesantren sudah memiliki andil yang sangat besar dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia. 

Tidak tanggung-tanggung, semangat perjuangan kemerdekaan itu diwujudkan langsung dalam bentuk resolusi jihad yang dikobarkan melalui fatwa Hadrotusyaikh KH. Hasyim Asya'ari pada tanggal 22 oktober 1945 yang sekarang menjadi hari santri nasional sebagai bentuk bukti abdi santri untuk ibu pertiwi.

Seyogyanya kaum santri yang notabene dari pesantren selain terus menerus menekuni dan mengaji kitab-kitab klasik dan keagamaan, mereka juga harus terbiasa mengkaji kitab-kitab Asyiyasah yang menekankan makna jiwa nasionalisme dan pemahaman perpolitikan sebagai bentuk check and balance tata penerintahan negera Indonesia. 

Sebab peran santri selain sebagai penguat dakwah islamiyyah juga sebagai punggawa rohmat lil alam dalam dunia perpolitikan santri harus ikut menggemakan kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan kemaslahatan rakyat dan alam raya.

Cap santri yang diamanahkan pada  seseorang itu mau tidak mau harus berani membawa panji-panji moralitas Ketuhanan dan Kenabian untuk kebaikan ummat manusia. 

Oleh karena itu santri jangan sampai takut atau bahkan gagap pada dunia politik sebab esensi politik bukan hanya anjang perebutan kekuasaan, akan tetapi politik yang sesungguhnya seperti yang dikatakan oleh Imam AL-Ghazali yakni pelayanan penguasa kepada rakyatnya secara maslahah. 

Dalam bahasa Al-Quran politik bisa dimaknai sebagai bentuk taktis dari Amar Ma'ruf Nahi Mungkar. Sehingga dari wacana diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa politik bukan hanya perebutan kekuasaan dan pembangunan infrastruktur secara fisik saja, melainkan juga berperan aktif dalam mengentaskan degradasi moral yang sedang melanda bangsa Indonesia.

(Sumber Poto: Kompas.com)
(Sumber Poto: Kompas.com)
Degradasi moral merupakan masalah sosial yang terjadi di masyarakat, saat ini moral remaja mengalami tingkat degradasi yang tinggi, peningkatan degradasi yang tinggi itu disebabkan oleh beberapa factor antara lain, pergaulan bebas, proses sosialisasi yang kurang sempurna, pengaruh budaya barat, kurangnya pengawasan dan perhatian orang tua, dan tingkat pendidikan agama yang rendah. 

Dengan adanya santri maka degradasi moral remaja dapat diperhatikan secara khusus, karena sepakat atau tidak bahwa santri secara umum termasuk tulang punggung bangsa yang dapat meperbaiki rapuhnya dan hancurnya moral, dipundak para santri pulalah masa depan bangsa dipertaruhkan, jika generasinya santri tidak masuk di dalam dunia politik, maka hancurlah bangsa ini.

Oleh karena itu, maka dapat dipastikan peran santri sesungguhnya sangatlah penting selain sebagai mengetaskan degradasi moral, santri juga memiliki peran khusus dalam mengaktualisasikan kebijakan politik dengan ikut andil dalam menggemakan orentasi politik yang mengutamakan kepentingan-kepentingan masyarakat untuk menuju masyarakat dan negara yang sejahtera serta maslahat.

Sehingga tercipta negara yang dicanangkan oleh Al Qur'an yaitu Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur. Sehingga salah satu cara yang bisa menjadi alternatif bagi kaum santri dengan memperkaya literasi kitab-kitab Asyiyasah atau buku-buku teoritik konvensional yang jelimet tentang sosial dan kepolitikan agar mengetahui konteks perkembangan politik negara serta mencari tahu bagaimana kebijakan politik tersebut dapat membentuk atau menciptakan masyarakat sejahterah, maslahah dan berdaulat. 

Dari itulah pengtingnya peran santri untuk mengedukasi politik agar dapat memahami politik secara mendalam dan menanamkan kesadaran kepada setiap elemen masyarakat, untuk bersinergi dalam membangun bangsa dengan cara gotong-royong dan berpartisipasi aktif dalam dunia politik untuk kemaslahatan dan mengedapankan akhlaqul kharimah yang diajarkan oleh para ulama yang bersanad sampai pada nabi Muhammad SAW. 

Dengan santri masuk ke dalam dunia politik maka degradasi moral bangsa dapat tertangani dan kepentingan kemaslahatan masyarakat akan lebih diperhatikan.


***   ***   ***
Penulis dan Esais, tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Catatan: Tulisan kolom ini adalah tulisan pribadi Penulis, jika ada keliruan mohon koreksi, kritik dan saran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun