Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Raya Meninggal Karena Cacingan: Empati dan Potret Kemiskinan

21 Agustus 2025   10:27 Diperbarui: 22 Agustus 2025   07:17 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raya, bocah berusia 4 Tahun yang meninggal karena cacingan akut | Sumber:  Tangkapan layar video di Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin) dan Kompas.com

Berita Raya (4), seorang Balita asal kampung pandangeyan, Desa Cianaga, Sukabumi, Jawa Barat, meninggal 22 Juli 2025 dengan banyak cacing di tubuhnya mencapai 1 kilogram cacing hidup ditemukan, bahkan menyebar ke otak dan paru-paru membuat semua orang terkejut.

Raya juga diceritakan, diasuh oleh neneknya, Ia kerap berada di kolong rumahnya, tempat keluarga memelihara ayam. Di sana, mungkin tangan Raya kerap terkena kotoran ayam.

Di era digital, berita di suatu daerah ke daerah menyebar dengan cepat melalui media sosial. Saat ini Pemerintah tengah gencar menggalakkan kesehatan anak dan masyarakat. 

Baik melalui pemeriksaan rutin kesehatan anak di posyandu bagi anak balita dengan sasaran Anak usia 1-5 tahun. Pemberian makanan tambahan bagi anak, pemeriksaan, dan pemberian Vitamin A oleh kader Posyandu dan petugas Puskesmas.

Begitupula di sekolah, pemeriksaan rutin oleh Puskesmas yang berkerjasama dengan guru Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan kader kesehatan sekolah.

Kaitannya, dengan kasus cacingan, petugas kesehatan yang berkerjasam dengan sekolah minimal melakukan pemberian obat cacing satu tahun sekali dengan prevalensi sedang. Dan dua kali setahun, di daerah dengan prevalensi tinggi.

Program ini sangat penting karena infeksi cacing sering tidak bergejala, tapi bisa menyebabkan anemia, gangguan tumbuh kembang, dan penurunan daya tahan tubuh.

Lepasnya Raya dari program pemeriksaan kesehatan anak balita dan tidak tersentuh oleh kader posyandu dan petugas kesehatan sekitar, juga menjadi bagian pertanyaan semua. Kok bisa sampai Raya, mengalami cacingan akut?
***

Empati dan Potret Kemiskinan

Pemberian obat cacing  Siswa Kelas 1 oleh petugas kesehatan Puskesmas di sekolah penulis | Dokumen pribadi/ Istimewa
Pemberian obat cacing  Siswa Kelas 1 oleh petugas kesehatan Puskesmas di sekolah penulis | Dokumen pribadi/ Istimewa

Empati bukan hanya soal iba. Ia adalah kemampuan untuk hadir dalam penderitaan orang lain, memahami tanpa menghakimi, dan bertindak tanpa menunda. Tapi dalam kasus Raya, empati datang terlambat—jika datang sama sekali.

Kita terkejut membaca berita bahwa tubuh kecilnya dipenuhi cacing, bahkan menyebar ke paru-paru dan otak. Kita marah, sedih, dan bertanya-tanya: bagaimana ini bisa terjadi? Tapi setelah itu, kembali sibuk. Empati berubah jadi kenangan, bukan gerakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun