Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Gegeran", Minyak Goreng

26 Mei 2022   11:30 Diperbarui: 26 Mei 2022   11:33 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gegeran, hampir saja terjadi. karena mengacungkan peralatan dimuka pak hansip, dianggap tidak menghargai Pak Bejo sebagai komandan hansip dikampung harapan maju. 

" Tenang dulu ibu-ibu, aspirasinya sudah kami terima. Dan kami akan mendatang warung bu sueb, dan pak Bedu, untuk membicarakan harga minyak goreng. Selain itu kami juga akan mendatangi Dinas koperasi dikota, untuk bekerjasama pengadaan minyak goreng. Dan nanti sepulang dari kota, kami akan mengadakan opkammigor," jelas Pak Kepala kampung.

"Apa itu Opkammigor, pak, kami kurang paham," tanya Bu badriyah.

" Itu kepanjangan Operasi Kampung Minyak goreng. Kami aparat kampung, akan mengadakan penjualan minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi minyak goreng curah yaitu Rp.14.000,- untuk mengatasi harga minyak goreng yang masih mahal," Jelas Pak Kepala kampung.

***

Kepala kampung beserta sekkam, mendatangi warung Pak Bedu dan bu Sueb, sekalian sidak ketersediaan migor dikampung tersebut. Pembicaraan aparat kampung dan pemilik kedua warung tersebut berjalan alot. Tidak ada titik temu dari pertemuan tersebut, karena baik Pak bedu dan bu sueb mau menurunkan harga migor sesuai HET dari pemerintah, tapi harus ada subsidi dari Kepala Kampung untuk mengganti biaya ongkos transportasi, dan biaya makan keduanya selama diperjalanan mendatangkan migor.


"Duit dari mana pak Bedu?," Saya juga sudah 3 bulan belum terima honor Kepala kampung," kata Kepala kampung.

" saya juga tidak mau rugi pak, kalau dijual sesuai harga eceran tertinggi, siapa yang menanggung biaya operasional mendatangkan migor dari kota. Saya ini penjual, tentu harus ada untung dan rugi," jawab pak bedu, sambil mengisap sebatang rokok kretek.

"Ambilan dari agen minyak curah, di kota seharga rp.15.000 perliter. Biaya angkut saya kekampung, naik truk sewa pak Darwis sekali berangkat Rp.500.000, PP sudah 1 juta pak," jelas Pak bedu.

"Lalu saya singgah di warung prasmanan "Ojo lali," satu piring makanan di hargai Rp. 30.000. Bolak balik, mampir diwarung tersebut jadi Rp.60.000,- . Itu sudah saya ambil makan di warung termurah pak Kepala kampung. Kalau saya singgah di warung padang " Salero bundo," tentu lebih mahal lagi pak," jelas Pak Bedu lagi.

Aparat kampung hanya terdiam, sunyi sesaat, mendengar penjelasan Pak bedu. Diwarung bu sueb penjelasannya juga tidak jauh berbeda. Kedua warung tetap bertahan dengan harga yang telah mereka tetapkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun