Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

25 Tahun Menjadi Guru

8 Mei 2022   17:42 Diperbarui: 8 Mei 2022   17:43 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi (istimewa)

Ketika duduk-duduk, dengan teman sesama pengajar satu sekolah. Seorang teman bertanya, " dari umur berapa pak sampeyan jadi guru?. Kebetulan, teman yang bertanya adalah guru honor yang masih muda, dan tentu masih energik. Kemampuan menangkap perkembangan zaman sekarang yang begitu cepat berubah. Tentu bukanlah hal yang sulit. 

poto : berdiskusi bersama ketua komunitas dan KKG (Dokumen pribadi)
poto : berdiskusi bersama ketua komunitas dan KKG (Dokumen pribadi)

" Saya jadi guru mulai usia 23 tahun, dan sekarang sudah usia 48 Tahun." Dari SD,SMP, SMA, sampai Kuliah diperguruan tinggi, tidak ada jeda. Dibayangkan saja, saya ini tua-tua di sekolah, hehehe...kami tertawa lepas. " itu Bapak sudah pns,ya?," tanya sopian lagi. Nama guru honor tersebut. " Dari honor 1 tahun, kemudian ikut tes seleksi cpns dikabupaten berau, kemudian lulus. Dan bertugas disana 11 tahun, kemudian mengajukan mutasi Kesamarinda. Dengan sebab, mendekati orang tua yang sudah lanjut usia, dan juga ingin menambah wawasan. Bisa jadi melanjutkan kuliah S-1."

poto : sebagai nara sumber kegiatan pengembangan diri dan profesi guru berkelanjutan (Dokumen pribadi)
poto : sebagai nara sumber kegiatan pengembangan diri dan profesi guru berkelanjutan (Dokumen pribadi)

Itu sepotong percakapan kami yang mengalir. Biasa terjadi disekolah guru yang muda bertanya kepada guru yang dianggap senior. Hal-hal berkenaan pengalaman sebagai guru. Saya pribadi menjadi guru sudah 25 tahun, dari guru didaerah transmigrasi, sampai urbanisasi kedaerah perkotaan. lika-liku seorang guru itu penuh warna. Ketika muda, penuh semangat, idealisme yang tinggi, egois, itu paling tidak pencerminan diriku diawal-awal jadi guru. Berlatar belakang sebagai seorang mahasiswa yang aktif di organisasi kampus seperti Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Senat fakultas, bahkan sampai senat Universitas semua sebagai Sekretaris Umum dijabat. Mungkin itu sebabnya hobi menulis menjadi kebiasaan sampai sekarang. Dan biasanya sekretaris itu lebih pendiam, tapi banyak bicara dalam tulisan. Ide-ide seorang sekretaris, mempengaruhi seorang Ketua dikampus. 

poto : siswa sedang mengikuti Assesmen (Dokumen pribadi)
poto : siswa sedang mengikuti Assesmen (Dokumen pribadi)

Repleksi saya sebagai seorang guru dalam 25 tahun mengajar dan mendidik bisa saya deskripsikan dalam beberapa fase. Dan fase ini memang didapatkan dengan pengalaman yang panjang. 

pertama fase pengenalan diri

fase ini berjalan dari 1-5 tahun pertama saya menjadi guru. Kok lama banget. Itulah yang memang terjadi, karena latar belakang pendidikan saya dari SMA bukan dari SPG. Dari segi pengetahuan dasar-dasar pendidikan yang didapatkan dibangku perkuliahan waktu itu tidak mencukupi. Ditambah cita-cita awal memang bukan menjadi guru, tapi ingin menjadi seorang jurnalis atau wartawan. Orang tua tidak mendukung untuk cita-cita sebagai wartawan, dan beliau tidak membiayai kuliah kalau tetap mau masuk sekolah khusus menjadi wartawan. Akhirnya masuklah difakultas keguruan, mengambil prodi PGSD diploma dua. Waktu pendidikan D2 sangatlah singkat, dan ilmu keguruan pun tentu tidak memadai. Beda dengan sekarang seorang guru harus berijazah S-1, mengikuti PPG untuk mendapatkan gelar Guru. Dan ditambah lagi sekarang dengan program pemerintah sebagai Guru Penggerak. Jadi ketika terjun kedunia pendidikan sebagai guru, bekal yang didapat mencukupi, walaupun kematangan diri sebagai guru tetap menurut saya melalui pengalaman.

kedua fase mencintai profesi guru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun