Mohon tunggu...
Blasius P. Purwa Atmaja
Blasius P. Purwa Atmaja Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan dan Pembelajar

Staf Pengajar di Yayasan TNH Kota Mojokerto. Kepala Sekolah SMP Taruna Nusa Harapan Kota Mojokerto. Kontributor Penulis Buku: Belajar Tanpa Jeda. Sedang membentuk Ritual Menulis. Email: blasius.tnh@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Target Baru Setelah Ujian Nasional Ditiadakan

14 Juli 2020   21:22 Diperbarui: 14 Juli 2020   21:33 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto koleksi pribadi

Senin, 13 Juli 2020 adalah hari pertama pembelajaran di tahun pelajaran baru 2020/2021. Tak seperti biasanya, kali ini tidak ada peserta didik yang datang ke sekolah. Indonesia masih dilanda pandemi Covid-19. Jawa Timur juga masih termasuk zona merah. 

Pemerintah daerah tak mau mengambil risiko  dengan mengizinkan kami melaksanakan pembelajaran tatap muka langsung. Akhirnya, pembelajaran tetap dilaksanakan dari rumah, dengan berbagai aplikasi dan sarana pendukung yang tersedia. Tak terkecuali sekolah kami.

Sebagai pengajar kelas 9, di saat-saat awal tahun pelajaran seperti ini, saya biasanya menyampaikan betapa pentingnya motivasi belajar untuk  menghadapi tahun akhir di jenjang SMP. 

Salah satunya adalah dengan menyadarkan para peserta didik bahwa pembelajaran di kelas 9 tidak akan berlangsung satu tahun penuh. Hal ini mengingat di semester genap mereka sudah harus mengikuti berbagai uji coba ujian (tryout), ujian sekolah, maupun ujian nasional sebagai gongnya.

Memamerkan capaian rata-rata ujian nasional kakak kelas mereka yang bagus di tingkat kota, merupakan salah satu cara yang biasanya saya tempuh untuk melecut anak didik saya agar mereka termotivasi.  Sebenarnya saya tidak tahu persis seberapa efektif dampak motivasi model seperti itu. 

Yang jelas, sebagai guru, saya ikut  bangga jika capaian nilai  ujian nasional anak didik saya bagus. Saya menginginkan agar kebanggaan yang sama juga mereka rasakan. Kalau kita mau jujur sebenarnya kebanggaan juga dirasakan oleh sekolah, daerah, atau provinsi jika anak didik yang ada di wilayah mereka berprestasi.

Akan tetapi, semua kondisi itu kini telah berubah. Ujian Nasional yang menurut rencana masih akan dilaksanakan di tahun ajaran kemarin dihentikan secara paksa oleh pandemi Covid-19, tak peduli dengan perencanaan dalam skala nasional yang sudah dilakukan sebelumnya. 

Dampak langsung bagi saya adalah tidak bisa lagi memamerkan capaian nilai ujian nasional kepada siswa kelas IX yang baru ini. Selain itu, saya juga tidak bisa menjadikan nilai ujian nasional sebagai target capaian siswa kelas saya. 

Oleh karena itu, sebelum pertemuan perdana awal tahun pelajaran ini, saya mulai menimbang-nimbang kira-kira target baru apa yang bisa menjadi penuntun bagi anak didik saya ketika mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia.

Target Baru Pengganti Ujian Nasional

Proses pembelajaran tanpa target ibarat berjalan tanpa arah, tanpa tujuan. Dengan ditiadakannya ujian nasional, target baru perlu ditetapkan agar kita memiliki arah, memiliki tujuan. Di tahun-tahun yang lalu, nilai ujian nasional biasanya digunakan untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran, baik itu di level sekolah maupun di level-level yang lebih tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun