Mohon tunggu...
Blandinna Octaviany Aya
Blandinna Octaviany Aya Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswi Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Filsafat Michel Foucault Tentang "Kekuasaan" dan Fungsinya di Kehidupan Sekarang

13 Desember 2023   22:40 Diperbarui: 14 Desember 2023   21:50 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Michel Foucault (1926-1984) adalah salah satu filsuf penting abad ke-20 yang pemikirannya sampai hari ini masih relevan dipakai untuk memahami fakta sosial di masyarakat, sekaligus juga masih menjadi bahan perdebatan. Sebagian pendapat memasukkan pemikiran Foucault dalam strukturalisme dan sebagian lagi memasukkannya dalam laju pemikiran post-strukturalisme, sebagai perkembangan strukturalisme, bahkan postmodernisme. Sementara itu, Foucault sendiri menolak itu semua dengan mengatakan bahwa pemikirannya adalah khas dirinya dan tidak dapat dimasukkan dalam aliran pemikiran manapun.

Dalam setiap tulisannya, Foucault selalu tampil dengan karakter kritisnya yang tidak terpisahkan dari dua term utama: pendekatan genealogi (yang diadopsi dari Nietzsche) dan metode arkeologi, yang merupakan hasil orisinal dari perenungannya. Dapat dikatakan bahwa kritisisme pemikiran Foucault bersifat genealogis pada desainnya, dan arkeologis pada metodenya. Arkeologi, menurut Foucault adalah untuk menguji arsip, yakni sistem-sistem yang memantapkan pernyataan, baik sebagai peristiwa (dengan kondisi dan ruang pemunculannya) maupun sebagai sesuatu atau material (dengan kemungkinan dan aplikasinya). 

Dengan demikian, tugas arkeologi adalah untuk menganalisis historical apriori of episteme (apriori historis atas episteme). Episteme adalah kondisi yang memungkinkan bagi munculnya pengetahuan dan teori dalam masa tertentu. Untuk itu, arkeologi (pengetahuan) harus memperlihatkan konfigurasi dari pengetahuan yang muncul, yang berbeda dari pengetahuan yang empiris atau eksplisit. Implikasinya dalam bidang sejarah pemikiran adalah semakin berkembangbiaknya diskontinuitas-diskontinuitas dalam sejarah pemikiran karena kecenderungan untuk menekankan pada kontinuitas akan semakin ditinggalkan.

Salah satu pemikiran filsafat Michel Foucault yang terkenal adalah tentang Kekuasaan. Wacana menurut Foucault berkaitan erat dengan konsep kekuasaan. Konsep kekuasaan Foucault berbeda dengan konsep kekuasaan yang telah ada sebelumnya. Kekuasaan bukanlah struktur politis seperti pemerintah atau kelompok-kelompok sosial yang dominan. Kekuasaan bukanlah raja yang absolut atau tuan tanah yang tiranik.

Foucault memandang kekuasaan tidak seperti kaum Weberian, yakni kemampuan subjektif untuk mempengaruhi orang lain. Kekuasaan tidak pula dimaknai kaum Marxian sebagai artefak material yang bisa dikuasai dan digunakan oleh kelas tertentu untuk mendominasi dan menindas kelas lain. Dalam pemikirannya, kekuasaan bukanlah institusi, struktur, atau kekuatan dalam masyarakat. Kekuasaan tidak melulu negative dan represif. Kekuasaan justeru beroperasi secara positif dan produktif, sebab kekuasaan selalu menciptakan pengetahuan yang pada gilirannya memunculkan suatu kebenarannya sendiri.

Singkatnya, Foucault sebenarnya ingin menegaskan bahwa kebenaran tidak terletak di luar, tetapi di dalam kuasa. Kebenaran tidak lain relasi kuasa itu sendiri. Ia adalah mekanisme rule yang oleh kesadaran kita dianggap pasti dan benar, untuk menentukan, memilah-milah, mengklasifikasi kedirian kita.

Menurut Foucault, selama 3 abad masyarakat Barat telah membuat berbagai kesalahan mendasar. Ia menegaskan bahwa para ahli telah percaya secara salah, adanya pengetahuan obyektif yang bisa diungkapkan, mereka mempunyai pengetahuan demikian dan sifatnya netral (bebas nilai), pencarian pengetahuan demikian akan memberi manfaat bagi seluruh umat manusia, bukan hanya pada golongan tertentu. Semua aturan dari masa modern itu ditolak mentah-mentah oleh Foucault, dimana dia percaya dengan pengetahuan yang berada pada satu wewenang akan menimbulkan kekuasaan yang terlembaga. Wacana yang terbentuk hanyalah suatu bentuk dominasi dari sistem kekuasaan. kebenaran menurutnya adalah produk atau dongeng, 'sebuah sistem produksi, regulasi, distribusi, sirkulasi, dan pernyataan'. Sistem kebenaran berada dalam hubungan timbal balik dengan sistem kekuasaan. Sistem kekuasaan menciptakan dan mempertahankan kebenaran. Kebenaran hanyalah produk dari praktek-praktek tertentu. Kekuasaan pengetahuan mewujudkan diri dalam wacana yang menciptakan "kebenaran" secara sewenang-wenang demi kepentingannya. Dengan demikian pengetahuan menciptakan realitas.

Empat tesis utama Foucault tentang kekuasaan adalah:

1) Kekuasaan bukan milik tetapi strategi

2) Kekuasaan tidak dapat dilokalisir tetapi menyebar kemana-mana

3) Kekuasaan tidak selalu bekerja melalui penindasan dan represi, tetapi terutama melalui normalisasi dan regulasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun