Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lupa Saat Khutbah

17 Oktober 2020   23:27 Diperbarui: 17 Oktober 2020   23:31 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meme info Khutbah di Minhajut Thullab Krikilan (Foto : Gus In'am)

Saya langsung menuju rumahnya Gus In'am, terlebih dahulu saya menelponnya. Ternyata dia sedang keluar, saya menunggu di ruang tamu yang ada di depan rumahnya bersama dengan Erwin. Tidak berselang lama, sebuah mobil putih datang, Gus In'am turun dengan membawa beberapa banner yang langsung ditaruh di kursi. Banner itu ada foto Pak Yusuf dan Gus Riza, calon nomor 1 Bupati dan wakil bupati Banyuwangi.

Setelah bersalaman, saya dan Erwin langsung menuju masjid. Setelah menunaikan shalat tahiyatal masjid. Gus In'am sudah duduk di belakang saya. "Sebentar lagi sudah adzan, di masjid sini adzannya cuma satu kali, setelah itu langsung khutbah", saya memahami aba-aba dari Gus In'am. Pesantren Minhajut Thullab di Krikilan ini selama ini memang berusaha berdiri di semua golongan, bukan hanya untuk warga Nahdlatul Ulama (NU) saja, tapi juga mewadahi Muhammadiyah, hingga para jama'ah Jaulak.

Ketika bacaan tarkhim berhenti, saya maju ke depan, mengucapkan kalimat salam. Para jama'ah menjawabnya, lalu saya duduk di tempat yang sudah disediakan. Adzan berkumandang. Usai adzan saya langsung memulai khutbah. Pada saat inilah para jama'ah mulai keheranan. Ada beberapa dari mereka yang berdiri untuk melaksanakan shalat qobliyah jum'at, ada juga yang ingin berdiri, tetapi tidak jadi, karena tau saya sudah memulai khutbah.

Saya memutuskan menghentikan khutbah sementara dan memberikan kode kepada muadzin yang berada di barisan ke dua, "apa sholat dulu?", tanya saya. Dia hanya mengangguk seolah sudah menjawab pertanyaan saya barusan. Akhirnya saya turun dari mimbar dan ikut melaksanakan shalat dua rokaat. Setelah salam saya menuju mimbar kembali.

Khutbah saya ulang dari awal lagi. Jama'ah terlihat khusyuk mendengarkan penjelasan yang saya utarakan. Saya mengangkat tema "Maulid Kanjeng Nabi". Ayat al-qur'an dan beberapa haditsnya Kanjeng Nabi saya utarakan dan saya berikan penjelesannya sesuai keilmuwan yang saya kuasai dan fahami. Termasuk saya menyampaikan tiga bait syair yang diucapkan oleh Syeikh Syamsuddin Ad-Dimisyqy yang menjelaskan tentang pentingnya mencintai Kanjeng Nabi dan memperbanyak membaca sholawat kepada beliau.

 Gus In'am merekam di tengah-tengah saya menyampaikan khutbah. Live streaming dia lakukan di facebooknya Minhajut Thullab Krikilan Media. Saya masih diberikan tugas oleh Gus In'am menjadi imam shalat juga. Setelah mengucap salam, kami semua membaca dzikir bersama-sama. Ketika sudah selesai, saya hendak menuju ke rumah Gus In'am, rupanya Dino memanggil saya, dia memberikan jajanan yang dibagikan kepada seluruh jama'ah jum'at yang hadir. "Kita makan di rumah Gus In'am saja", ajak saya.

Bersama Dino, Erwin dan Gus In'am, saya melanjutkan obrolan yang belum selesai sebelum shalat jum'at tadi, tentu masih seputar politik yang lagi hangat di Banyuwangi. Tiba-tiba Erwin menyinggung kesalahan saya waktu khutbah tadi. "Tadi saya sudah mau shalat sunnah, ternyata Gus Bisri langsung menyampaikan khutbah, ya sudah akhirnya tidak jadi shalat", katanya. "Tapi ketika saya tau, dia menghentikan khutbahnya, saya ikutan shalat juga", lanjutnya dengan tertawa. "Masjid di sini memang unik, nama masjidnya Muhammad NU", saya melanjutkan perkataan Erwin dengan tertawa juga.

"Mohon maaf, saya lupa menjelaskannya tadi sebelum Mas Bisri khutbah", lanjut Gus In'am. Masjid di Minhajut Thullab Krikilan ini memang unik. Gaya adzan jum'atnya mencontoh Muhammadiyah, tapi dzikir setelah shalatnya memakai gaya NU. Perpaduan yang membuat harmoni. Sehingga jama'ahnya juga campuran, ada orang NU, juga ada orang Muhammadiyah dan mereka semua hidup rukun dan aktif mengikuti kajian di masjid pesantren ini. Abah Taha memang luar biasa dalam mendidik umatnya selama ini.

 Itulah pengalaman yang saya peroleh pada saat mengambil peran di masyarakat. Tidak semuanya mulus sesuai yang diharapkan. Ada kalanya terkadang lupa terhadap materi yang hendak disampaikan karena saya tidak terbiasa membaca teks pada saat khutbah, juga ada kalanya terjadi kesalahan karena belum tau dengan kondisi yang biasanya dilakukan di khutbah-khutbah sebelumnya.

Semua ini merupakan pelajaran buat saya. Tugas saya adalah Khidmah, mengabdi, menjadi pelayan di masyarakat. "Ballighu 'anni walau ayatan", "Sampaikanlah sesuatu dariku walaupun hanya satu ayat", pesan mulai Kanjeng Nabi yang juga selalu menjadi pengingat disamping pesan dari Abah Taha tadi. Semoga tetap bisa memberikan manfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun