Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Bicara Firaun di Piramid

24 Mei 2012   02:50 Diperbarui: 27 Agustus 2019   17:52 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh luar biasa. Pokoknya kami mengucap Subhanallah terus dah! Setelah sukses dengan 7 Keajaiban Rezeki, kali ini kita di salah satu dari 7 Keajaiban Dunia, begitu kira-kira ungkapan yang pas untuk saya bercanda dengan mas Ippho. Hehe. Bagi mas Ippho piramid ternyata gak terlalu istimewa. Udah banyak yang tau, tiap orang malah. 

Rupanya, beliau ketika mengunjungi sebuah negara, senang mencari sebuah tempat yang memiliki nilai sejarah dan orang Indonesia masih jarang yang mengunjunginya, nah ini baru yang menarik. Apalagi untuk menempuhnya memerlukan sebuah perjuangan dan tidak terlalu mudah. Contohnya adalah di Bahnasah yang seperti saya catatkan kemarin, yang di sana ada makam 5000 sahabat Nabi Muhammad. 

Sangat jarang sekali orang dari Indonesia yang pernah berkunjung ke sana. Jangankan turis dari Indonesia, yang mahasiswa Indonesia di Mesir dan kadang sudah bertahun-tahun aja banyak yang belum pernah ke sana. Hehe. Cuaca yang semakin panas membuat kami tidak mau berlama-lama di piramid. 

Saat mas amran tanya mas Ippho, "apa kesannya setelah di piramid ini mas?" Apa jawaban mas Ippho, "Kesannya adalah batu dan pasir. Haha!". Emang iya. Coba bayangkan kalo di Mesir gak ada sungai nil, wah, lengkap sudah, semuanya berwarna coklat, yang ada cuma batu ama pasir aja. Untung masih ada sungai nil, jadi di sekitar kawasan yang dialiri, masih ada ijo-ijonya. 

Rasa lapar karena belum makan nasi pagi hari, tadi hanya sarapan lontong yang dibeli dari salah satu warung di kawasan gami', Nasr City, membuat kami harus lekas keluar dari kawasan piramid. Nah kebetulan mas akhran punya warung, jadi kami ditraktir makan di restoran dia yang ada di kawasaan Sayyeda Zaenab. Lumayan ada rezeki. :) 

Demikian dulu ya catatannya. Sekali lagi, andai dulu fir'aun mau mengucap syahadat, tentu warna dunia pada waktu itu akan lain. Seandainya ya! Salam Kompasiana Bisyri Ichwan


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun