Terkait hal ini, kita bisa mengambil inspirasi dari apa yang dilakukan Korea Selatan pada Piala Dunia 2018 lalu atau juga kisah timnas Kamerun pada Piala Dunia 2022.
Ya, pada Piala Dunia 2018, Korea Selatan yang dinakhodai Shin Tae yong, tetap tampil fighting spirit pada laga ketiga penyisihan grup melawan Jerman meskipun mereka dipastikan tersingkir usai dua kekalahan atas Meksiko dan Swedia. Dan, kemenangan atas Jerman kala itu merupakan catatan sejarah yang patut mereka banggakan.
Sementara pada Piala Dunia 2022, Kamerun yang juga sudah dipastikan tak lolos dari penyisihan grup terlihat bermain antusias kala menghadapi tim terbaik Piala Dunia, Brasil. Dan, kemenangan 1-0 lewat gol Vincent Aboubakar yang diraih Kamerun kala itu mereka rayakan layaknya sebagai pemenang Piala Dunia.
Sepak bola, perjuangan dan harga diri
Sepak bola pada dasarnya tak hanya berbicara tentang kemenangan dan titel juara, tapi lebih dari itu. Yakni tentang semangat juang dan harga diri bangsa.
Ya, para pemain di lapangan tak ubahnya seperti tentara yang mengangkat senjata membela bangsa. Karena itu, perjuangan maksimal adalah sebuah keharusan sebagai manifestasi dari upaya menjaga martabat dan harga diri bangsa. Terlepas dari berhasil atau tidaknya meraih hasil maksimal.
Sebaliknya, bila anggota tim, baik pemain ataupun pelatih tak serius dalam berjuang, atau masih bermain-main dan membuat blunder konyol, maka tak ada salahnya kalau publik bersuara meminta mereka mundur.
(EL)
Yogyakarta, 111012025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI