Namun pengalaman dan mental juara yang telah terbentuk membuat mereka mampu melewati semua rintangan yang ada.
Dua keberhasilan menyingkirkan dua tim favorit, Manchester United dan Juventus di babak perempat final dan semifinal menjadi titik balik dari penampilan Los Nervionenses. Dua kemenangan tersebut tidak hanya mengantarkan mereka menuju final, tapi sekaligus mengangkat kepercayaan diri tim untuk tetap menuai prestasi di tengah sejumlah masalah yang mereka hadapi.
Dan puncaknya, mereka menunjukkan kapasitas mereka sebagai tim juara di laga final ini. Meski sempat tertinggal lebih dahulu oleh gol Paulo Dybala di babak pertama, Jesus Navas dan kawan-kawan berhasil bangkit di babak kedua.
Sebuah umpan crossing Navas di menit 55 membuat bek Roma, Gianluca Mancini, melakukan gol bunuh diri yang membuat skor menjadi imbang 1-1. Laga pun harus dilanjutkan hingga ke babak adu pinalti setelah kedua tim gagal menambah gol hingga 120 menit permainan.
Dua nama, yakni Montiel dan kiper Bounou menjadi aktor penting dibalik keberhasilan Sevilla melewati babak adu pinalti. Faktor mental pemenang yang telah terbentuk pada kedua pemain tersebut menyusul kesuksesan mereka pada Piala Dunia 2022 lalu turut memberi andil bagi penampilan apik mereka kali ini.
Montiel yang merupakan penentu kemenangan Argentina pada final Piala Dunia 2022 lalu kembali mengulangi perannya kali ini. Begitu juga dengan Bounou. Kebolehan kiper asal Maroko ini menggagalkan tendangan pinalti para pemain Spanyol pada Piala Dunia tahun lalu juga berhasil diulanginya lagi kali ini. Bounou sendiri terpilih sebagai pemain terbaik laga final ini.
Sebaliknya di sisi Roma, blunder Mancini dengan gol bunuh dirinya, sedikitnya turut mengurangi kepercayaan diri tim. Buktinya, mereka gagal bangkit setelah skor menjadi imbang dan tampil antiklimaks di babak penetuan.
Kehadiran para pemain berpengalaman yang menjadi tulang punggung kesuksesan Sevilla di edisi sebelumnya juga turut memberi pengaruh pada keberhasilan Sevilla kali ini.
Ya, nama-nama seperti Jesus Navas, Youssef En Nesyri, Bryan Gil, Lucas Ocampos, Oliver Torres, Ivan Rakitic dan juga kiper Bounou merupakan bagian dari enam kali kesuksesan Sevilla sebelumnya. Tak ayal, dengan pengalaman yang mereka miliki, mereka sanggup mengatasi berbagai tekanan yang mereka hadapi di partai final ini.
Sevilla kini berada di barisan terdepan sebagai pengoleksi trofi Europa League terbanyak dengan raihan tujuh trofi. Dibelakang mereka ada nama Juventus, Inter Milan, Liverpool dan Atletico Madrid yang masing-masing baru mengoleksi tiga trofi.
Sepak bola adalah gabungan dari taktik, pengalaman dan mental untuk menjadi pemenang. Dan tim yang mampu mengkolaborasikannya dengan baik akan keluar sebagai juara. Sevilla telah membuktikannya.
(EL)
Yogyakarta, 01062023