Mohon tunggu...
Birgaldo Sinaga
Birgaldo Sinaga Mohon Tunggu... -

Anak bangsa yang ingin setiap anak bangsa maju berkembang tanpa ada intimidasi, perbedaan perlakuan dan ketidak adilan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Icha dan Giman Pembayar Nazar Amin Rais

19 September 2016   00:17 Diperbarui: 19 September 2016   01:02 1933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Giman dan Icha"][/caption]Icha Dan Giman Pembayar Nazar Amin Rais

Cuaca panas siang itu (12/10-2014) membuat penumpang Mikrolet M-16 jurusan Jatinegara - Pasar Minggu, Jakarta, nampak gerah. Seorang penumpang perempuan paruh baya mengipas wajahnya dengan koran.

Peluhnya menetes membasahi kacamata tanpa bingkai. Matanya nampak awas mengamati gedung-gedung di pinggir jalan, sesekali perempuan ini meyakinkan supir untuk menurunkannya di Pasar Minggu. Dari Pasar Minggu, beberapa relawan Bara JP ( Barisan Relawan Jokowi Presiden) telah menunggu.

Fransisca Liliana. Itulah nama perempuan tadi. Wajahnya bulat putih bersih. Wajahnya sumringah sesaat Marisi Rusia dan Sarmianus Senky relawan di Bara JP datang menyambutnya. Mereka dikenal Icha secara akrab oleh Fransisca di Grup Facebook Bara JP.

“Terima kasih sudah mau menjemput saya Bang.” kata Icha sumringah. Selepas berjabat tangan, Icha dibawa para relawan tadi meluncur ke Jalan Bhineka Raya, Cawang Baru, markas Bara JP. Icha, seorang ibu rumah tangga beranak satu. Ia ibu seorang putri yang masih sekolah SMK Kelas XI di Menado, Sulawesi Utara.

“Pelan-pelan, ya, Bang,” pinta Icha kepada Sarmianus Senky yang menjemputnya. Soalnya, Icha berjalan pincang. Telapak kaki kanannya remuk pada Oktober 2004. Bus yang ditumpangi Icha dan keluarga jatuh kejurang sedalam 70 meter tidak jauh dari Kota Palu.

Bus yang ditumpanginya tersangkut di pohon tepi jurang. Enam belas orang tewas saat kecelakaan terjadi. Icha dan lima orang keluarganya terlempar keluar dari bus. Telapak kaki dan tungkainya hancur. Tiga jari tangan kirinya cacat, tidak bisa lurus.

Icha mengenang kecelakaan itu sebagai mimpi buruk yang menyakitkan. Membuatnya sampai saat ini melangkah harus terpincang-pincang.

“Tapi saya bersyukur Tuhan masih mengasihi saya dan keluargaku. Tuhan masih pelihara dan ijinkan kami hidup,” ujar Icha. Matanya nampak berkaca-kaca mengenang peristiwa yang hampir merenggut nyawanya itu.

“Saya hanya ibu rumah tangga, Bang.” Icha memulai kisahnya. Ia mengaku tidak banyak yang bisa dikerjakannya membantu Jokowi. Tapi, Icha mengatakan bahwa dia hanya mau mendukung Jokowi dengan sepenuh tenaga.

“Saya tahu Prabowo ada darah Minahasa, sama seperti saya, tapi mengapa baru sekarang diberitahu?” kata Icha seakan bertanya pada dirinya heran. Icha menjawab sendiri pertanyaannya. “Sudah terlambat. Saya harus membantu Pak Jokowi menang. Itu janjiku. Pak Jokowi orang yang baik,” kata Icha.

Icha mengunjungi setiap keluarga di kampungnya untuk meyakinkan mereka bahwa Jokowi orang baik dan jujur.

“Saya berdoa setiap hari untuk Pak Jokowi. Saya percaya kekuatan doa bisa menolong orang baik,” ujar Icha. Icha yakin bahwa ‘Tangan’ Tuhan akan menopang Pak Jokowi menang meski Pak Jokowi dikeroyok.

Di TPS tempat Icha mencoblos dari 480 suara yang memilih, Jokowi menang dengan 278 suara. Sejak pagi hingga malam Icha ikut menjadi saksi.

“Saya senang sekali Pak Jokowi menang di kampungku,” ujar Icha. Itulah awal nazar Icha. “Saya akan ke Jakarta untuk menyaksikan Pak Jokowi dilantik apapun yang akan terjadi,” kata Icha.

Matanya menerawang memandang kipas angin yang berputar pelan di ruang tengah. Icha terdiam beberapa detik. Matanya berkaca-kaca. Ada sesuatu yang dipikirkannya.

“Aku teringat anakku. Putri semata wayangku, Marryland Tiurma Sisilia,” ujar Icha. Dia teringat anaknya karena anak itu mendukung Icha pergi ke Jakarta. Ia membuka tabungannya.

“Mak, pergilah ke Jakarta ini ada sedikit tabungan Icha buat menambah ongkos mamak,” kata Icha menirukan kata-kata anaknya.

Icha memeluk anaknya karena tak menyangka anaknya membongkar tabungannya demi dirinya yang sudah bernazar akan pergi ke Jakarta jika Jokowi menang.

“Sisil anak yang paling kusayangi,” kata Icha. Anak itu memiliki sifat kepekaan yang tinggi meski sedikit pendiam. Icha hanya tinggal berdua dengan Sisil. Ayahnya di Palembang. Sehari-hari saya jualan nasi kuning dan kue-kue. “Itulah pekerjaan saya,” ujar Icha. Meski saat ini lagi macet namun ada saja yang membantu Icha.

"Lalu. dari mana Bu Icha dapat ongkos ke Jakarta?", tanyaku.

“Puji Tuhan. Saya ikut arisan ibu-ibu di tempat tinggal saya. Saat dikocok para Ibu-ibu memberikan nomor untuk saya. Ada Rp 2,5 juta,” kata Icha. Uang itu cukup untuk ongkos kapal terbang Menado ke Jakarta.

Icha berangkat tanggal 7 Oktober 2014 dari Bandara Sam Ratulangi, Manado. Sebelum berangkat ke Jakarta, Icha mencari tempat kost melalui laman berniaga.com. " Biaya kos di Jakarta terlalu mahal, aku memilih kos di Katulampa, Bogor", ujarnya sambil senyum lucu.

Sewa kamar Rp 350 ribu per bulan. Dari Bandara Cengkareng Icha naik taksi ke Katulampu dengan ongkos Rp 250.000. Belum empat hari di Bogor, Icha mendengar ada seorang relawan, Giman, sedang menuju Jakarta setelah berjalan kaki dari Malang, Jakarta Timur. Saat itu Giman mendekati Bekasi.

“Saya ingin sekali bertemu dengan Giman. Saya terharu seorang rakyat kecil mampu berjalan jauh dari Malang-Jakarta demi membayar nazar Amin Rais,” ujar Icha.

“Puji Tuhan. Akhirnya saya sampai di sini,” kata Icha ketika menginjakkan kaki di halaman markas Bara JP.

Setelah bermalam di markas, keesokannya harinya Icha kembali ke Bogor untuk mengambil barang-barangnya. “Bang Sihol Manullang (Ketum Bara JP-red.) mengijinkan saya tinggal di markas,” ujar Icha.

Memang di markas banyak relawan asal luar kota menginap. Pak Iyan, pemilik rumah kos di Bogor, membolehkannya pindah tanpa harus membayar. Uang yang sudah disetor Icha juga dikembalikan. Pak Iyan dan istrinya, Bu Yos, mengantar Icha sampai ke Cawang Baru.

“Saya mengucapkan terima kasih. Betapa baiknya orang-orang kepada saya. Tuhan begitu baik memberi jalan hingga saya bisa tinggal diJakarta dan bertemu dengan teman teman relawan. Akhirnya mimpi saya bisa terwujud,” ujar Icha dengan nada tersendat-sendat haru.

Icha mengingatkanku akan Becky Poulos, relawan Batam yang kehilangan restoran saat blusukan di Minggu pagi bulan Juni 2014 lalu. Becky kehilangan segalanya disaat Becky memperjuangkan seorang calon pemimpin menjadi presiden baru. Presiden yang penuh harapan. Harapan rakyat Indonesia untuk perubahan baru untuk “Indonesia Hebat”.

Mereka wanita perkasa yang percaya bahwa masa depan anak-anaknya ada di pundak pemimpin baru. Pemimpin yang memihak kepada rakyat. Pemimpin yang membela rakyat.

Pemimpin yang menangis ketika rakyat menjerit tangis akibat ketiadaan uang sekolah bagi anak-anak. Pemimpin yang menangis ketika rakyat merintih sedih ketika susu tak terbeli. Para wanita perkasa Icha dan Becky tahu bahwa perjuangan Jokowi harus dibantu. Perjuangan Jokowi harus ditolong.

Relawan wanita hebat ini membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin saat tangan tangan lembut, saat suara-suara lembut milik mereka menjangkau pemilih di pasar-pasar. Mereka yakin Jokowi akan menang.

Di Markas BaraJP Icha dan Giman bertemu. Mereka senang sekali bisa tiba di markas relawan Jokowi. Icha memberikan sebuah dispenser kepada Giman. Dispenser itu diberikan Pak Iyan buat Bu Icha saat pamit meninggalkan Bogor. Icha yakin Giman memerlukan dispenser itu. “Mohon jangan ditolak, ya,” pinta Icha lembut.

“Terima kasih banyak Bu Icha. Saya senang sekali menerima hadiah ini,” kata Giman. Bu Icha dan Giman saling berjabat tangan.

Aku terkejut menyaksikan adegan itu. Bagaimana mungkin seorang Ibu yang juga kekurangan memberikan barang yang dibutuhkannya untuk orang lain.

“Saya punya dispenser di Manado, Bang Birgaldo,” ujar Bu Icha setengah berbisik kepadaku. Icha berpikir Pak Giman lebih membutuhkannya.

Bagi Icha apa yang dilakukan Giman itu membanggakan. Sebuah kehormatan. Icha mengaku sangat bangga dan bahagia bisa bertemu Giman.

“Giman mengajarkan kepada kita arti kesetiaan pada janji,” ujar Icha. Giman mengajarkan kepada kita arti nazar yang tidak boleh dianggap remeh.

Giman orang kecil itu memberitahu kepada kita bahwa rakyat kecil setia pada janji bukan seperti Amin Rais yang besar mulut namun pembohong. Rakyat kecil kita tanpa banyak kata sanggup memenuhi janji yang sesungguhnya sudah sulit kita temukan pada pemimpin kita. Kita banyak belajar pada Giman yang mau membayar nazar orang tua seperti Amin Rais yang sudah pikun dan labil mentalnya.

Aku terdiam. Mataku memandang kedua bola mata Icha dan Mas Giman dengan tajam. Kemuliaan hati seorang Ibu paruh baya dan laki laki penjual kue ini melewati akal sehatku. Dalam kekurangannya mereka memberi dan memenuhi janji.

Dalam kesulitannya melangkah Icha berjalan jauh meninggalkan kampungnya halamannya untuk melihat Jokowi dilantik. Giman berjalan kaki dari Malang menuju Jakarta hanya untuk membayar hutang Amin Rais yang sombong belagu itu.

Dengan tertatih-tatih Icha ingin menunjukkan tudingan sekelompok pihak yang menuding Pesta Rakyat menyambut Presiden Baru bukan hanya pesta pora belaka. Pesta pora yang membuang uang. Pesta pora yang merugikan rakyat.

Dengan berpeluh dan kaki bengkak Mas Giman melangkah sendirian mewujudkan harapannya. Harapan seorang relawan militan Jokowi yang tidak rela Jokowi dihina orang pikun Amin Rais.

Icha dan Giman adalah jawaban nyata bahwa kebanggaan dan kehormatan tidak bisa diukur dengan logika sekelompok orang yang menolak kegembiraan rakyat yang bangga pada pemimpinnya.

"Saya bahagia bisa berada di sini. Harapan saya semoga Jokowi bisa mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Itu saja", ujar Icha dan Giman serempak.

Salam memBara
Birgaldo Sinaga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun