Mohon tunggu...
Bintang AdityaSaputra
Bintang AdityaSaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profil penugasan

Mahasiswa Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Paradigma Qur'ani dalam Perkembangan IPTEKS

21 September 2021   22:17 Diperbarui: 24 September 2021   06:03 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Syariah Islam Standar Pemanfaatan IPTEK
 Peran lain Islam dalam perkembangan iptek adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan
halal-haram wajib dijadikan tolak ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam. Keharusan tolak ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga hadis yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya dengan ketentuan hukum Allah danRasul-Nya. Antara lain firman Allah yang berbunyi: “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan…” (QS An-Nisaa` [4] : 65). “Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya…” (QS Al-A’raaf [7] : 3). Sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada perintah kami atasnya, maka perbuatan itu tertolak.” (HR Muslim)

Dari beberapa fakta ilmiah tersebut di dalam al-Qur’an, amatlah jelas bahwa al-Qur’an memberikan petunjuk kepada manusia tentang berbagai hal. Untuk mengetahui secara detail dan seksama, maka manusialah yang harus berusaha untuk memecahkan berbagai problematika keilmuan yang didapati dalam kehidupan ini dengan berlandaskan pada ajaran al-Qur’an. Dengan berlandaskan kepada al-Qur’an, manusia akan mengetahui hasil penelitiannya mengenai alam melalui “pengkomparasian (pencocokan)” dengan al-Qur’an”, apakah sesuai dengan apa yang telah dijelaskan oleh al-Qur’an atau sebaliknya (Nasim: 2001, h: 60). Disamping contoh fakta ilmiah tersebut di atas, terdapat pula ayat yang mengisyaratkan tentang teknologi kepada umat manusia. Al-Qur’an tidak menghidangkan teknologi suatu ilmu yang murni dan lengkap, tetapi hanya menyinggung beberapa aspek penting dari hasil teknologi itu dengan menyebutkan beberapa kasus atau peristiwa teknik. Perlu diingat bahwa al-Qur’an bukan buku teknik sebagaimana juga ia bukan buku sejarah (walaupun banyak juga kisah di dalamnya), buka-buku astronomi, fisika dan lain-lain, melainkan kitab suci yang berisi petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia. Karenanya kalau al-Qur’an menyinggung masalah teknik umpamanya, maka maksudnya tidak lain adalah untuk menunjukkan bahwa al-Qur’an juga memberikan perhatian kepada masalah teknik dan menghimbau agar umat Islam memperhatikan dan mempelajari ilmu ini. Dalam hubungan ini, kita menemukan beberapa ayat yang berkaiatn dengan ilmu teknologi

  • Kesimpulan

Kesimpulan setelah memahami bagaimana paradigma agama dan IPTEK serta paradigma Al-Quran dalam memahami IPTEK. Bentuk dari pengaktualisasian kitab suci Al-Quran sebagai paradigma kehidupan kita ditandai dengan kemajuan dan kesejahteraan yang telah diraih pada masa keemasan Islam. Kemajuan tersebut bisa diraih kembali dan dapat menjadi milik umat muslim apabila kita tetap menjadikan Al-Quran sebagai paradigma dan menjadikan petunjuk dalam berbagai aspek kehidupan kita sekaligus sebagai paradigma dalam memecahkan permasalahan kehidupan. Pada era modern yang sangat menegaskan instrumentalisasi akal budi untuk memenuhi kesejahteraan saat ini, pendidikan agama tidak akan cukup jika hanya dengan memberikan pengertian terhadap ajaran serta hal-hal ritual yang tidak ada hubungannya dengan berbagai macam persoalan hidup yang nyata.Pendidikan agama dapat menjadi wadah untuk menjadikan karakter kita sebagai kaum muda yang dapat ditandai dengan paham terhadap nilai-nilai kemanusiaan, menerima terhadap kondisi sosial, dan aksi nyata dalam menjawab persoalan hidup bersama. Upaya dalam mengembangkan IPTEK perlu penempatan dalam garis besar tanggung jawab dalam menjaga harkat kemanusiaan umat muslim dan mengembangkan derajat hidup bersama.Tidak ada satu ayatpun di dalam al-Qur’an, yang secara tegas maupun sama, yang memberi petunjuk bahwa gama dan sains merupakan dua sisi yang berbeda. Dengan demikian dalam pandangan al-Qur’an sains dan agama merupakan dua hal yang terintegrasi . proses pembelajaran pada hakekatnya adalah proses mengamati, menemukan, memahami, dan menghayati sunnatullah, yang berupa penomena alamia maupun sosial, kemudian mengaplikasikan pemahaman tersebut bagi pedoman hidup manusia dan lingkungannya serta menjadi kesadaran adanya Allah dengan sifat-sifatnya yang maha sempurna sebagai tujuan hakiki dari kegitan pembelajaran. Sementara pembelajaran agama harus mampu memotivasi peserta didik untuk melakukan kegiatan ilmiah secara terus-menerus. Inilah yang sesungguhnya menjadi inti pandangan alQur’an tentang sains. 

Muhammad Fuad, Abd. Al Baqi, Al Mu`jam al Mufahras li Alfaz al-Qur`an al Karim, Beirut: Dar Al Fikri li al Thaba`ah wa al Nasyr wa al Tauzi, 1980.

Rahman, Afzalur, Al-Qur`an Sumber Ilmu Pengetahuan, terj. H.M. Arifin, Jakarta: Bina Aksara, 1989.

Bagus, Lorens., Kamus Filsafat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002. Muhaimin et.al, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Jakarta: Prenada Media, 2005.

Suharno, Berpikir Islami, Al Jami`ah, Dirasah Islamiyah, Yogyakarta: t.p., 1990.

Suriasumantri, Jujun S, Ilmu dalam Pesrpektif, Sebuah Pengantar, Jakarta: Gramedia, 1985.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun