Mohon tunggu...
Bimo Nugroho
Bimo Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

student from Ahmad Dahlan University

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konvergensi Media dan Pendidikan Jurnalistik di Indonesia

30 April 2021   18:34 Diperbarui: 30 April 2021   18:40 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Konvergensi media mengacu pada penggabungan teknologi dan platform media yang sebelumnya berbeda melalui digitalisasi dan jaringan komputer. Ini juga dikenal sebagai konvergensi teknologi. Konvergensi media juga merupakan strategi bisnis di mana perusahaan komunikasi mengintegrasikan kepemilikan mereka atas properti media yang berbeda. Ini juga disebut konsolidasi media, konsentrasi media atau konvergensi ekonomi.

Konvergensi Teknologi

Untuk sebagian besar sejarah modern, berbagai jenis media - buku, surat kabar, radio, televisi, bioskop - merupakan teknologi yang berbeda. Mereka juga ada di industri terpisah. Digitalisasi, jaringan komputer, dan kebangkitan Internet, bagaimanapun, telah mengakibatkan runtuhnya silo ini. Ini mengarah pada integrasi semua media. Ini memungkinkan pertukaran langsung dan global dari setiap jenis konten.

Keuntungan Konvergensi Teknologi

Konvergensi teknologi menyederhanakan produksi konten media. Ini juga memperluas, mempercepat dan memfasilitasi distribusinya, seringkali dengan penghematan biaya terkait. Sebuah foto digital, misalnya, dapat diambil gambarnya dan diedarkan secara global dalam hitungan detik melalui Internet. Tidak perlu pemrosesan film, pencetakan, dan distribusi fisik. Demikian pula, konsumen dapat mengakses berbagai bentuk konten media di satu perangkat kapan pun mereka mau, seringkali gratis. Dengan konvergensi teknologi, transmisi data secara elektronik dapat menjadi eksponensial. Ini menggantikan transportasi fisik barang material yang lebih tunggal.

Konvergensi juga mempermudah pembuatan media. Digitalisasi memungkinkan konsumen konten media untuk memproduksi dan mendistribusikan konten mereka sendiri. Mereka bisa jadi orang biasa yang menggunakan situs media sosial. Atau mereka bisa jadi profesional (misalnya, desainer, pembuat film, musisi, penulis, dll.) Yang bekerja di bidangnya. Beberapa analis melihat ini sebagai demokratisasi media. Siapapun yang memiliki akses ke media digital dan jaringan komputer dapat memproduksi, mengonsumsi, dan mengedarkan konten media.

Kekurangan Konvergensi Teknologi

Pengalaman kami dengan konvergensi hingga saat ini juga mengungkapkan beberapa kelemahan. Tidak semua orang memiliki akses yang siap dan terjangkau ke media digital, atau keterampilan untuk mempekerjakannya. Sambungan ke jaringan komputer (dan melek huruf yang diperlukan untuk menavigasinya) semakin penting. Ini menciptakan kesenjangan digital antara si kaya dan si miskin. Selain itu, kapasitas pelacakan program komputer telah menghasilkan peningkatan pengawasan. Ini telah memicu kekhawatiran tentang privasi dan keamanan pribadi.

Perubahan cepat format digital dan banyaknya jumlah data yang tersedia telah menimbulkan tantangan. Ini termasuk kekhawatiran tentang penyimpanan, pelestarian, dan perlindungan hal-hal yang dianggap penting untuk catatan publik. Konten digital dapat disalin, diubah, dan diedarkan dengan sangat mudah. Hal ini menjadi tantangan bagi undang-undang hak cipta yang ada dan mempersulit pencegahan pembajakan konten. Industri musik, film, dan televisi terkena dampaknya. Industri penerbitan juga terancam oleh peredaran bebas media.

Konvergensi Ekonomi

Strategi ekonomi konvergensi media (juga dikenal sebagai konsolidasi media, konsentrasi media atau konvergensi ekonomi) adalah produk dari tiga elemen. Pertama, digitalisasi. Kedua, konsentrasi perusahaan. Lebih sedikit perusahaan besar yang memiliki lebih banyak properti media. (Lihat juga Komisi Kerajaan tentang Konsentrasi Perusahaan). Dan ketiga, deregulasi pemerintah. Faktor-faktor ini memungkinkan konglomerat media memiliki berbagai jenis media (misalnya, TV dan stasiun radio dan surat kabar) di pasar yang sama. Ini juga mengizinkan perusahaan pembawa konten (mis., Distributor TV kabel dan satelit) untuk memiliki produser konten (mis., Saluran TV khusus)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun