Mohon tunggu...
bimo aditya
bimo aditya Mohon Tunggu...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin: "Cinta Tak Harus Memiliki"

24 Februari 2018   20:50 Diperbarui: 24 Februari 2018   21:15 23367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain sering mencemaskan, Ibu juga digambarkan sebagi sosok yang sangat pengertian. Karena kutipan inilah saya bisa menyimpulkan jika Ibu mempunyai sifat tersebut.

"Tadi Ibu bilang jangan ganggu dia dengan berbagai pertanyaan. "Om Danar lagi capek!" itu pesan ibu" (hal. 47)

Sungguh beruntung Tania memiliki Ibu yang perhatian dan selalu mengkhawatirkan semua yang Tania dan Dede lakukan. Setelah ayah mereka meninggal, Ibu harus mengambil pekerjaannya sebagai kepala keluarga. Ia harus menghidupi keluarga kecilnya. Kerja serabutan adalah pilihannya. Dengan keadaannya itu saya berpendapat bahwa pekerja keras adalah sifat ibu yang perlu kita garisbawahi. Dan kutipan berikut akan menunjukkan bahwa memang sosok ibu adalah wanita yang pekerja keras.

"seminggu kemudian ibu mulai bekerja, menjadi tukang cuci di salah satu laundry mahasiswa." (hal. 35)

Tania tidak ingin Ibunya bekerja sendiri. Akhirnya Tania dan Dede memutuskan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga secara diam-diam sebagai pengamen, bernyanyi dari mobil satu ke mobil lainnya. Karena hal ini Tania harus berhenti sekolah, dan Dede yang masih kecil harus merasakan kehidupan yang sangat kejam. Di dalam novel ini, Dede digambarkan sebagai anak yang baik, menyayangi keluarganya, cerdas, memiliki nalar yang tinggi, tampan serta tidak bisa diam. Dede seringkali menyeletuk dan mengoceh ketika sedang berkumpul dengan Om Danar, Tania, dan Kak ratna. Ia memiliki hobi bermain lego, sejak lego pertama yang ia dapatkan dari Om danar. Ia juga pandai bercerita, karena sering bercerita dengan Om Danar dikelas mendongeng.

Tidak kalah dengan Tania, Dede juga adalah anak yang cerdas. Seperti yang ada didalam kutipan berikut.

"Dede ranking empat dikelas, meski tidak ikut ulangan umum karena sakit"(hal. 44)

Selain itu, ia juga pandai bercerita. Ia sering bercerita dengan Om Danar di kelas mendongeng setiap hari libur. Seperti yang ada didalam kutipan berikut.

"Kau pandai sekali bercerita. Dua kali lebih pandai daripada Tania." (hal. 177)

Selain tokoh dan penokohan, latar juga menjadi daya tarik tersendiri bagi novel yang Tere Liye buat ini. Secara keseluruhan, latar tempat dalam cerita berada di daerah Indonesia. Namun, beberapa bagian di dalam cerita mengambil latar di Singapura. Untuk di daerah Indonesia sendiri yang menjadi sorot perhatian pembaca adalah toko buku besar tempat Tania pertama kali pergi bersama Danar. Toko buku itu seringkali Tania datangi untuk mengingat semua kenangan yang ada disana. Seperti yang ada dikutipan berikut.

"Lantai dua toko buku terbesar kota ini. Sudah setengah jam lebih aku terpukur berdiam diri disini. Mengenang semua kejadian itu. Mengenangnya."(hal. 104)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun