Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis | Narablog

Saya suka menulis dan membaca. Saya yakin, saya bisa hidup dengan mengandalkan kekuatan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak Melakukan Bullying, Saatnya Orangtua Mengevaluasi Pola Pengasuhan

27 Februari 2024   17:45 Diperbarui: 27 Februari 2024   19:02 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bullying di sekolah. (Sumber gambar: pexels.com/Mikhail Nilov)

Belum lama ini, media sosial X (dulunya Twitter), dihebohkan dengan video bullying yang dilakukan oleh beberapa siswa SMA Binus School Serpong - salah satu sekolah elit yang berada di kawasan BSD, Tangerang.

Kasus tersebut, semakin menuai sorotan, karena melibatkan anak sulung seorang artis berinisial VR.

Sebenarnya, kasus bullying, tidak hanya dialami oleh orangtua yang berlatar belakang artis, tetapi dialami juga oleh orangtua dari berbagai latar belakang sosial.

Ketika anak menjadi pelaku bullying di sekolah, maka orangtua mesti sadar dan segera mengevaluasi pola pengasuhan kepada anak.

Bagaimana pola pengasuhannya selama ini, apakah positif atau negatif? Kalau pola pengasuhannya tepat, maka sikap bullying tidak akan terjadi. Sebaliknya, kalau pola pengasuhannya tidak tepat, maka anak cenderung melakukan bullying.

Artikel ini hendak membahas beberapa prinsip pengasuhan positif yang dapat diterapkan oleh orangtua dalam memberikan pengasuhan kepada anak sejak dini, sebagai berikut.

1. Pahami Setiap Anak Unik

Orangtua mesti mengerti bahwa setiap anak yang Tuhan anugerahkan itu unik. Mereka memiliki keunggulan yang berbeda, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun perilaku.

Kepercayaan orangtua menjadi modal utama untuk anak tumbuh percaya diri, kreatif, dan bertanggung jawab. Modal inilah yang menjadi dasar bagi tercapainya cita-citanya di masa depan.

Karena itu, tugas orangtua adalah percaya bahwa, pada dasarnya, anak mampu, bahkan sebelum anak membuktikan kepada dirinya bahwa dia mampu.

2. Beri Dukungan kepada Anak

Jika anak anda mengalami kegagalan, misalnya ketika anak belajar berjalan atau naik sepeda dan beberapa kali terjatuh, orangtua mesti memberikan motivasi. Dorong anak untuk mencoba lagi dan tidak perlu takut jatuh.

Dukungan penuh dari orangtua yang terus-menerus ini sangat berpengaruh pada mental anak. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun