Mohon tunggu...
Nabilah Hasan
Nabilah Hasan Mohon Tunggu... Lainnya - Ingin lebih banyak membahas tentang dunia pendidikan

Seorang pekerja swata, memliki minat yang tinggi terhadap dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Toleransi, Sebuah Catatan Nilai Pendidikan

22 November 2017   10:22 Diperbarui: 22 November 2017   10:44 2332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Para pendidik ialah orang yang bertugas untuk membentuk pribadi siswanya menjadi penuh kasih sayang dengan sentuhan pendidikan sehingga mereka memiliki karakter yang kuat, maka guru secara umum dikatakan sebagai pengajar dan pendidik karena ia mengemban tugas mulia untuk melatih kemampuan akademis dan membimbing psikis siswanya dengan metode pengajaran serta nilai pendidikan disekolah. Sedangkan saat siswa kembali kerumah maka tugas guru berpindah kepada oarang tua. Sangat penting bagi kedua tokoh ini untuk menanamkan nilai - nilai bertoleransi.

Toleransi sendiri ialah sikap menghargai suatu perbedaan, kemampuan untuk menerima dan menghargai sebuah perbedaan. Mencapai kemampuan untuk bersikap toleransi adalah wujud dari hasil pendidikan itu sendiri. Sebuah bukti bahwa jiwa seseorang telah tersentuh dan terbentuk oleh nilai - nilai luhur pendidikan. 

Sehingga apabila dikatakan seseorang itu berpendidikan hanya dari almamater atau tingkat pencapaian akademisnya saja kurang tepat. Pencapaian secara akademis diperoleh dalam kurun waktu tertentu pada tingkat tertentu dan kemampuan tertentu. Sedangkan pendidikan ialah proses seumur hidup dalam setiap tahapan kehidupan manusia.

Kita tahu bahwa dalam kehidupan ini manusia terdiri dari berbagai latar belakang, sifat, adat - istiadat dan sebagainya. Bagaimana cara kita semua mampu untuk hidup rukun satu sama lain jika bukan dengan cara menghargai. Inilah hasil dari pendidikan, yaitu wujud nyata berupa tindakan untuk menghormati berbagai perbedaan yang ada. Sehingga saya merasa sependapat apabila Heller Keller mengatakan sikap toleransi sebagai sebuah pencapaian tertinggi dari pendidikan.

Jika dikatkan dengan kondisi sekarang, semakin tinggi laju perumbuhan teknologi memacu peningkatan dari segi prestasi belajar kaum muda. Banyak lulusan sarjana dan master bersaing mendapatkan pekerjaan. Namun, mengapa permasalahn seputar SARA terus menjadi tajuk utama?. mungkin saja kita terlalu sibuk mengurusi deretan prestasi untuk mengejar kuaifikasi sehingga lupa kita juga perlu rutin megkoreksi diri. Perbedaan bukanlah masalah jika tidak saling memperebutkan salah dan benar. 

Ada orang yang suka membaca buku sambil mendengar musik, dan ada pula orang yang suka membaca buku sambil makan camilan. Ada orang yang suka sepak bola, ada yang tidak suka. Apapun itu hargailah, tujuannya satu yaitu menjaga kerukunan karena hidup saling membutuhkan. Ingatlah bahwa pendidikan seharusnya menuntun manusia menjadi lebih kaya jiwanya, manusia yang berpendidikan akan tenang hidupnya karena ia mampu melebur segala egoisme. Maka, mari tunjukkan kita adalah orang yang terdidik dengan perilaku dan pikiran sehingga kerukunan dapat tercipta dan selalu terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun