Q turuti kata - kata Bapak tadi dan benar ada tanda - tanda, salah satunya keramain orang dan patung pahlawan yang cukup tinggi yang di bawahnya bertuliskan PAHLAWAN NASIONAL SISK.PAKOE BOEWONO VI KARATON SURAKARTA HADININGRAT. Sesaat Aq lihat - kiri dan kanan, ternyata ini pintu masuk sebenarnya. Petugas menaykan karcis masuk Q, suad ada karcis Mas tanyanya. Suad jawab Q seraya Q perlihatkan karcis yang telah di sobek petugas sebelumnya. Silakan Mas, lihat Keratonnya dulu sebelah kanan. Dengan tangan yang lurus dan telapak tangan terbuka ia tunjukan di mana letak Keraton Solo. Ketika Aq masuk ada bagunan lurus kiri - kanan dengan masing - masinh ujungnya tertutup seperti huruf U yang atasnya tertutup tengah - tengahnya kosong, yan ada hanya patung manusia kecil dicat putih dan bersayap putih dan ada Kayu Jati besar yang sudah di awetkan sepertinya an hanya setengah bentuknya, yang kalau Aq peluk, jari - jari tangan Q tidak bertemu saking besarnya kayu jati itu.
Saat Aq berjalan, tiba - tiba Bapak yang duduk di kursi menyapa Q, Dek sandalnya di lepas dulu ya sebelum masuk. Dalam hati Q bertanya, kenapa?Bapak itu seolah tau pertanyaan dalam hati Q Adek akan memasuki Keraton jadi tidak boleh pakai sandal, kalau sepatu atau sepatu sandal boleh.Ooo,,gtu ya dalam hati Q. Di rak sandal nyimpanya Dek, itu tempatnya, iya,,ktanya Bapak seolah menuntunkan bagaiman cara yang baik menyimpan sandal di raknya.Hehehe...
Bersambung......Nantikan cerita selanjutanya berbincang dengan penumpang angkot dan menjelajah Keraton Solo, Kampung Batik, Keraton Mangkungaran, Balai Koa Surakarta, Solo Jebres, dan Candi Prambanan.Sabar ya.....!