Mohon tunggu...
bhenu artha
bhenu artha Mohon Tunggu... universitas widya mataram
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

saya adalah karyawan universitas http://new.widyamataram.ac.id/ http://pmb.widyamataram.ac.id/

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelayanan Wisata dan Sistem yang Digunakan

25 Maret 2023   06:56 Diperbarui: 25 Maret 2023   07:34 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengelola tempat wisata harus memiliki sistem pelayanan yang fleksibel dan mudah dipahami oleh pengunjung. Ini berarti menghindari penggunaan instrumen dan aturan yang berlebihan untuk menghindari kebingungan pengunjung. Lebih baik memberi penekanan pada kesadaran individu tentang hak dan kewajiban mereka. Pendekatan yang down-to-earth harus diterapkan untuk mempertimbangkan segmentasi pasar yang bervariasi. Sebagai contoh, pengelola harus mempertimbangkan demografi pengunjung yang beragam dan memahami bahwa mereka mungkin tidak memahami tujuan dan alasan peraturan dalam prosedur pelayanan. Demikian disampaikan Nisfatulizzah, SE, MA, dosen Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Widya Mataram (UWM) di Kampus Terpadu UWM pada Jumat (25/3).

Destinasi wisata alam memiliki karakteristik yang berbeda dengan sektor lainnya, di mana pengunjung mengharapkan pemandangan yang indah, bersih, dan segar. Oleh karena itu, manajemen sistem pelayanan sangat penting dalam menciptakan kepuasan konsumen. Pengelola tempat wisata harus memiliki cara dan mekanisme yang unik dibandingkan dengan pengelola destinasi lainnya. "Mereka tidak menjual tiket kunjungan dan menggunakan sistem pelayanan yang tidak rumit, serta memberikan edukasi kepada pengunjung untuk meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban," ungkap Izzah.

Destinasi lain biasanya menerapkan tiket untuk mendapatkan dana operasional, dan menggunakan beberapa instrumen untuk memberikan arahan dan saran kepada pengunjung mereka. "Sistem pelayanan di tempat wisata alam cenderung lebih sederhana, dan edukasi disampaikan secara langsung dengan sikap ramah tamah. Ini membuat pengunjung lebih terkesan dengan keramahan karyawan dan menghasilkan destinasi wisata yang terjangkau namun berkesan," tegasnya.

Dalam hal ini, pengelola tempat wisata harus mempertimbangkan strategi dan mekanisme edukasi yang efektif dalam sistem pelayanan mereka. Ini membantu meningkatkan kepuasan pengunjung dan membuat mereka terkesan dengan pengalaman mereka. Oleh karena itu, pengelola tempat wisata harus memiliki perhatian khusus dalam membangun sistem pelayanan yang sederhana dan fleksibel, serta memberikan edukasi yang baik dan menyenangkan kepada pengunjung.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun