Mohon tunggu...
Bhayu MH
Bhayu MH Mohon Tunggu... Wiraswasta - WIrausaha - Pelatih/Pengajar (Trainer) - Konsultan MSDM/ Media/Branding/Marketing - Penulis - Aktivis

Rakyat biasa pecinta Indonesia. \r\n\r\nUsahawan (Entrepreneur), LifeCoach, Trainer & Consultant. \r\n\r\nWebsite: http://bhayumahendra.com\r\n\r\nFanPage: http://facebook.com/BhayuMahendraH

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ganjar "Dihajar"

12 Desember 2023   15:05 Diperbarui: 13 Desember 2023   03:35 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi "menghadap" Megawati, Puan nge-vlog. (Sumber: bandung.viva.co.id).

Strategi mengulur waktu ini agak mengherankan. Karena sebenarnya tidak ada bagusnya. PDIP yang merasa dirinya bak "kembang desa" seolah menunggu dilamar "pangeran tampan". Status sebagai satu-satunya parpol parlemen yang bisa sendirian mencalonkan pasangan bacapres-bacawapres, terkesan membuat PDIP "tinggi hati". Kenyataannya, parpol lain memilih membentuk koalisi di luar partai yang pernah memenangkan tiga Pemilu sebelumnya itu. Hanya PPP -teman lama sejak masa Orde Baru- yang merapat sebagai parpol pengusung. Sisanya adalah parpol non parlemen sebagai pendukung, yaitu Partai Perindo dan Partai Hanura.

Salah Pilih Cawapres

Sudah begitu, ternyata yang ditetapkan sebagai wapres adalah Prof. Dr. H. Mohammad Mahfud Mahmodin, S.H., S.U., M.I.P., 5) yang lebih dikenal dengan nama "Mahfud MD". Terlepas dari rekam jejak kariernya yang dianggap bersih dan minim potensi konflik, beliau bukan seorang yang memiliki massa. Kariernya semata karena kepakarannya. Beliau tidak memimpin partai politik, bahkan tidak tergabung di organisasi massa secara resmi. Bila ada yang menganggap beliau bagian dari NU, Prof. Dr. K.H. Said Agil Siroj, M.A. -Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PB NU) 2010-2021- pernah membantahnya.

Seperti dikutip cnnindonesia.com, Said menyatakan bahwasanya Mahfud MD bukan kader Nahdlatul Ulama. Ia juga menyebut Mahfud belum pernah menjabat sebagai pengurus organisasi yang berafiliasi dengan NU, seperti PMII atau IPNU. Said mengatakan kedekatan Mahfud dengan NU sebatas kultural. Karena latar belakang keluarga Mahfud berasal dari kalangan NU. 6)

Saya pribadi mengistilahkan Mahfud sebagai "gerbong kosong", yang bahkan bukan "lokomotif tanpa gerbong". Artinya, beliau tak membawa "penumpang". Sehingga, diragukan ia bisa "membawa" kalangan nahdliyin untuk memilih paslon nomor 3.

Sebelum diumumkan, saya pribadi mengharapkan PDIP memilih satu dari tiga nama berikut: Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa, atau Andika Perkasa. Saya uraikan alasannya satu per satu.


Dari kiri ke kanan: Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawans, Andika Perkasa. (Sumber foto: Dok kolase dari humas.jabarprov.go.id|humas.tubankab.go.id|tni.mil.id via wikipedia)
Dari kiri ke kanan: Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawans, Andika Perkasa. (Sumber foto: Dok kolase dari humas.jabarprov.go.id|humas.tubankab.go.id|tni.mil.id via wikipedia)

Dr. (H.C.) H. Mochamad Ridwan Kamil yang akrab di sapa "Kang Emil" adalah Gubernur Jawa Barat (Jabar) petahana, namun kini dalam posisi demisioner sejak 5 September 2023. Jabatan Gubernur Jabar digantikan oleh Penjabat Gubernur yang ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri hingga dilaksanakannya Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024.

Ia juga populer di kalangan anak muda, dengan media sosial yang aktif dikelola oleh tim profesional untuk pencitraannya. Apabila menggaet dia, kekuatan partai oposisi Jokowi terutama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan terbelah. Walau pun sejak Januari 2023 ia bergabung dengan Partai Golkar, kedekatannya dengan PKS masih cukup erat. Apalagi ia memenangkan posisi sebagai Walikota Bandung berpasangan dengan Oded Muhammad Danial yang merupakan kader PKS. 7)

Nama selanjutnya adalah Dr. (H.C.) Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si. Gubernur Jawa Timur (Jatim) petahana. Ia dengan berani mengambil keputusan untuk "turun kasta" dari "tahta" sebagai Menteri Sosial menjadi Gubernur Jawa Timur. Keputusannya tentu punya pertimbangan tersendiri. Apabila dulu Khofifah dipilih sebagai cawapres Ganjar, ia jelas akan menjadi penentu signifikan di kalangan "emak-emak". Selain itu, ia jelas mewakili NU karena pernah menjabat sebagai Ketua Umum Muslimat NU selama 4 periode. Apalagi ia "menguasai" Jatim, mengingat saat menang Pilgub Jatim 2018 ia meraih 53,55 % jumlah suara bersama pasangan wagub-nya Emil Dardak. Mereka mengalahkan pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno yang antara lain diusung PDIP. 8)

Menurut Daftar Pemilih Tetap (DPT) dari KPU, pada Pemilu 2024 mendatang, Jabar adalah provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak di Indonesia, mencapai 35.714.901 pemilih. Baru disusul Jatim dengan 31.402.838 pemilih dan Jateng 28.289.413 pemilih. 9) Meskipun jelas mustahil menang mutlak 100 %, apabila ada paslon yang memenangi dua saja dari tiga provinsi "tergemuk" tersebut, jelas akan signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun