Pernahkah kita berpikir, apakah mungkin mengelola sesuatu entah itu pelayanan, sekolah, atau organisasi dengan sepenuhnya melibatkan nilai-nilai iman Kristen?Â
Saya sempat bertanya demikian, sampai akhirnya saya menyadari bahwa manajemen bukan hanya soal strategi dan target. Ada sisi spiritual yang sering kali kita abaikan, padahal sangat penting. Di sinilah Pendidikan Agama Kristen (PAK) memberi warna.
Saya ingat seorang dosen pernah berkata, Jangan jalankan tugas pelayanan seperti menjalankan perusahaan, tapi juga jangan abaikan prinsip manajemen dalam pelayanan. Kalimat itu menggelitik saya. Apa maksudnya?
Visi Ilahi, Bukan Sekadar Rencana
Banyak dari kita punya rencana besar: membuat program ini, membangun itu, mengubah ini dan itu. Tapi, seberapa sering kita benar-benar membawa rencana itu dalam doa?Â
Dalam manajemen berbasis PAK, visi itu bukan hanya ambisi pribadi, melainkan sesuatu yang lahir dari relasi dengan Tuhan.
Visi Ilahi menuntun kita untuk bertanya, apa yang Tuhan ingin kerjakan melalui saya? Ini bukan sekadar kata-kata indah, tapi panggilan untuk menata pekerjaan kita dengan kesadaran bahwa semua ini milik Tuhan.
Tindakan Nyata, Bukan Sekadar Konsep
Saya percaya iman tanpa perbuatan adalah mati. Begitu juga manajemen rohani tanpa tindakan nyata hanya jadi teori. Maka dari itu, manajemen berlandaskan PAK harus tampak dalam hal-hal sederhana:
1. Saat kita memimpin rapat dengan kasih dan mendengarkan semua pendapat, bukan hanya suara mayoritas.
2. Ketika kita memilih kejujuran daripada hasil cepat yang menipu.
3. Atau saat kita menunda keputusan penting untuk berdoa terlebih dahulu.
Nilai-nilai seperti kasih, keadilan, pengorbanan, dan pelayanan harus hadir dalam cara kita bekerja dan memimpin. Jangan sampai kita aktif dalam pelayanan, tapi cara kita mengelola penuh ego, ambisi, dan sikap otoriter.
Mengelola dengan Iman di Tengah Tantangan
Tentu, akan selalu ada tantangan. Dunia menuntut efisiensi, kecepatan, dan hasil. Tapi iman menuntun kita untuk berhikmat, bersabar, dan setia. Manajemen berbasis PAK memang bukan jalan pintas tapi jalan yang benar.
Saat semua orang mengejar angka, kita belajar menghargai proses. Saat orang lain mengejar posisi, kita justru belajar menjadi hamba. Mungkin terdengar lemah, tapi di situlah letak kekuatan kita mengelola dengan hati yang tertunduk pada Tuhan.
Bukan Sekadar Sukses, Tapi Berkenan
Akhirnya, saya sadar manajemen bukan hanya soal sukses, tapi soal berkenan di hadapan Tuhan. Ketika kita membangun sistem, memimpin orang lain, atau membuat keputusan penting mari kita mulai dengan pertanyaan sederhana:
Tuhan, apakah Engkau berkenan dengan ini?
Jika jawabannya ya, maka kita sedang mengelola dari visi Ilahi menuju tindakan nyata. Dan itu, menurut saya, adalah manajemen yang sesungguhnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI