Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

ISJ, Komunitas Pewarta Pramuka

8 Februari 2016   23:25 Diperbarui: 10 Februari 2016   16:01 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Seorang Pembina Pramuka dari Tangerang Selatan sedang memotret aktivitas di wilayahnya. Selain untuk dokumentasi, foto hasil karyanya dapat membantu mempubilkasikan kegiatan-kegiatan kepramukaan pada masyarakat luas. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)"][/caption]

Sejak beberapa waktu lalu telah ada komunitas pewarta Pramuka, yang dalam Bahasa Inggris disebut Indonesia Scout Journalist (ISJ). Ide ini berawal ketika Kak R. Andi Widjanarko menghubungi saya. Dia berprofesi sebagai fotografer profesional, yang juga aktif dalam komunitas penggemar barang-barang jadul (jaman dulu). Salah satu yang dikoleksinya adalah seragam-seragam berbagai organisasi, termasuk seragam kepanduan dari berbagai negara.

Mengetahui saya juga senang mengoleksi memorabilia kepanduan, dia menghubungi saya. Awalnya, Kak Andi mengungkapkan ingin membentuk komunitas pencinta foto kepanduan. Saya lalu memberi ide, mengapa tidak membentu komunitas pewarta kepanduan saja, jangan dibatasi hanya pewarta foto? Kak Andi setuju.

Komunitas itu lalu dinamakan The Indonesia Scout Journalist Community (Komunitas Pewarta Scout Indonesia). Tidak ada tanggal tepat pendirian komunitas tersebut, bila diperlukan, dapat dicatat 14 Agustus 2015 adalah untuk pertama kalinya diperkenalkan badge ISJ yang merupakan desain dan buatan Kak Andi. Badge yang pertama dibuatnya, diserahkan kepada saya.

ISJ pada hakekatnya adalah komunitas kemasyarakatan non-politis yang bersifat independen, bukan merupakan bagian dari Gerakan Pramuka, tetapi membantu upaya yang dilakukan oleh Gerakan Pramuka. Tujuan utamanya adalah untuk membangkitkan minat jurnalistik di kalangan anggota Gerakan Pramuka, maupun minat pewarta untuk lebih banyak mempublikasikan berita-berita kepramukaan. Baik dalam bentuk tulisan berita maupun foto berita.

Komunitas ini memang terbuka juga untuk mereka yang bukan anggota Gerakan Pramuka. Tidak dipersoalkan apakah pernah atau sama sekali belum pernah aktif di Gerakan Pramuka. Intinya, komunitas ini terbuka untuk semua warganegara Indonesia yang menyetujui tujuan komunitas.

Setidaknya ada tiga tujuan komunitas, yaitu membantu meningkatkan minat jurnalistik di kalangan anggota Gerakan Pramuka, membantu meningkatkan minat pewarta umum untuk lebih banyak mempublikasikan berita-berita kepramukaan, serta menghimpun pewarta, baik dari kalangan Gerakan Pramuka maupun dari luar Pramuka, untuk bersama-sama mengembangkan hobi jurnalistik yang dapat dikembangkan menjadi profesi pilihan.

Dalam perjalanan awalnya, ada beberapa lagi yang ikut bergabung mendirikan komunitas ini. Mereka antara lain Kak Djoko AW dari Surabaya, Jawa Timur, dan Kak Taufik Umar Prayoga dari Bogor, Jawa Barat. Ada lagi Kak Paklong Pradana dari Kepulauan Riau. Serta sejumlah nama lainnya. Selain Kak Andi yang sudah tak aktif lagi menjadi anggota Gerakan Pramuka, nama-nama lain yang disebutkan masih aktif di Gerakan Pramuka. Baik di gugusdepan maupun di kwartir masing-masing.

Mengingat sebagian besar di antara kelima pendiri awal komunitas juga merupakan kolektor benda memorabilia kepanduan, maka ISJ juga diarahkan agar melengkapi aktivitas mengoleksi tersebut.

Seperti dijelaskan Kak Djoko AW, kehadiran ISJ untuk melakukan upaya-upaya cerdas agar aktivitas Pramuka terdokumentasi dengan baik, terjadi dengan cantik, dan dapat diminati serta dinikmati siapa saja. Ini memang penting, karena dari pengalaman selama ini sebagai seorang kolektor memorabilia kepanduan dan penulis sejarah kepanduan, saya cukup merasakan kesulitan untuk mendapatkan bahan-bahan tulisan berita dan foto berita kepanduan di Indonesia dari masa lalu.

Contoh yang paling mudah, foto-foto dan tulisan berita tentang apel besar di depan Istana Negara saat Presiden RI Soekarno menyerahkan Panji Gerakan Pramuka kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada 14 Agustus 1961 – tanggal yang kemudian dijadikan Hari Pramuka dan diperingati tiap tahunnya – cenderung hanya itu-itu saja. Tidak banyak foto yang tersisa.

Foto pembangunan dan peresmian Jalan Pramuka – salah satu jalan utama di bilangan Jakarta Timur – yang dikerjakan para Pramuka bersama para pegawai PU pada 1964, juga sudah sukar ditemukan. Padahal itu kejadiannya di Jakarta yang merupakan ibu kota negara. Kita tidak tahu bagaimana pendokumentasian tulisan berita dan foto berita pada aktivitas kepramukaan di daerah-daerah.

Belum lagi, sampai saat ini masih sering disebutkan Gerakan Pramuka kurang “bergema” aktivitasnya. Padahal dengan lebih dari 20 juta anggota, seharusnya tiap hari dapat terdengar aktivitas positif para Pramuka. Lagi-lagi itu karena di kalangan Pramuka sendiri kurang mempublikasikan kegiatannya. Sementara pewarta non-Pramuka juga tak meliput dan memberitakan, bisa jadi karena tak mendapat informasi yang lengkap dari kalangan Gerakan Pramuka sendiri.

Itulah sebabnya, komunitas ISJ dibentuk. Mereka yang bergabung dalam komunitas tersebut, selayaknya senantiasa mempublikasikan tulisan berita dan foto berita. Baik di media massa tradisional (suratkabar, majalah, radio, televisi), atau pun media online dan media sosial, seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram, Google+, dan juga situs-situs jurnalisme warga yang tersebar di mana-mana.

Lewat cara itu, diharapkan ISJ dapat membantu mempublikasikan aktivitas Pramuka, yang pada gilirannya akan membuat masyarakat semakin mengenal dan mempercayai Gerakan Pramuka. Selanjutnya, bukan tak mungkin masyarakat akan mengapresiasi dengan membantu Gerakan Pramuka memberikan pendidikan bagi anak-anak dan remaja, baik pendidikan dalam bentuk keterampilan, maupun pendidikan moral dan budi pekerti. Suatu hal yang pasti berguna bagi anak dan remaja di masa kini dan masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun