Mohon tunggu...
Bernadetha Christy Herdantia
Bernadetha Christy Herdantia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate of Social and Political Sciences, Atma Jaya Yogyakarta University

Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang senang berimajinasi, menulis, dan berceritera.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Intan Kapal

5 September 2022   00:23 Diperbarui: 5 September 2022   00:27 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siluet bintang pagi menghampiri

Pertanda kapal mulai karam

Bebatuan besar berkejaran saling menghantam

Nahkoda tengadah nak beradu, coba bertempur dengan ributnya angin

Tubuh terpampang, ombak sudah terpasang

Sedikit menghabiskan jam pasir, siluet fajar mengakhiri

Aku mulai kehilangan arah, kendali pun tak berwujud

Aku tenggelam, terlena pada seringainya

Mengayunkan tangan, meneriakkan dari bibir kapal

Terbawa arus, menatap karang

Mengurai, cerai berai

Telah selesai!

Siluet bulan sabit telah muncul

Sang gadis sadar, lamunan laut tlah bersarang di relung hati

Rambut memutih, gadis berhias pita ungu menua sebelum tua

Ditemani harapan oleh suara gelombang dari telepon genggam

Tanpa disadari, intan permata bersembunyi

Menyisa gema nan elok, dikala waktu kembali lalu

Kini hanya ada si gadis dan pita ungu buah tangan nahkoda kapal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun