Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjadi Korban Penyimpangan Seksual dan Perspektifnya

7 Agustus 2020   14:47 Diperbarui: 8 Agustus 2020   05:19 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penyimpangan seksual (Sumber : Kompas.com)

Perilaku tersebut bertujuan untuk membuat orang asing terkejut, kaget, atau terkesan dengan perilakunya. Orang dengan eksibisionisme biasanya akan merasakan kenikmatan seksual atau melakukan masturbasi saat memperlihatkan alat kelaminnya tersebut.

Melihat perihal di atas tadi, kalau si pelaku bertujuan membuat saya kaget, dia sukses. Namun bila berharap membuat saya terkesan, jelas tidak sama sekali!

Dalam eksibisionisme, cenderung tidak ada kontak fisik apalagi seksual antara pelaku dan korban.

Selain voyeurisme dan ekshibisionisme, masih ada beberapa jenis penyimpangan seksual lainnya. Antara lain, Froteurisme, Paedofilia, Sadomasokis, Sadisme, Transvetitisme, nekrofilia, zoofelia, dan Beastiality.

Dari dua kejadian yang pernah saya alami di atas, juga melihat dari pemberitaan kasus-kasus penyimpangan seksual, saya menyimpulkan tiga hal dari penderita Parafilia :

Cenderung tidak mampu mengendalikan diri
Tidak peduli waktu, siang hari atau lewat tengah malam. Tidak peduli siapa korbannya, termasuk mungkin saja teman, kerabat, atau keluarga sendiri. Mereka semata-mata berusaha memenuhi tuntutan hasrat seksual dalam dirinya. Mereka cenderung tidak mampu mengendalikan diri.

Hasrat seksual yang ada di dalam dirinya telah menguasainya jauh lebih besar daripada kemampuan dirinya sendiri menguasai hasrat seksual tersebut. Sehingga kapanpun dan dimana pun, serta tidak peduli siapa korbannya mereka akan berusaha memenuhi keinginan seksual mereka.

Cenderung kehilangan rasa malu dan memiliki sikap masa bodoh
Para penderita Parafilia ini pun cenderung kehilangan rasa malu dan bersikap masa bodoh. Mereka cenderung tidak peduli dan masa bodoh pada pandangan orang terhadap mereka. Yang terutama di benak mereka adalah bagaimana hasrat seksual mereka bisa terpuaskan saat itu juga.

Cenderung tidak peduli dengan hukum dan tatanan hidup
Penderita Parafilia juga cenderung tidak peduli dengan hukum dan tatanan hidup yang berlaku, termasuk konsekuensi dari perbuatan mereka. 

Mereka tidak peduli bila perbuatan mereka mengganggu kenyamanan orang lain dan melanggar etika kesopanan, serta hukum yang berlaku. Kembali lagi, selama hasrat seksual mereka terpuaskan, mereka cenderung akan melakukan apa saja.

Ketiga hal di atas tentu saja bukan rekomendasi klinis berhubung saya tidak menggeluti dunia keilmuan tersebut. Ini hanya sudut pandang atau perspektif sebagai orang yang pernah menjadi korban dari perilaku penderita parafilia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun