Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Minggu Sunyi

21 Maret 2020   05:37 Diperbarui: 21 Maret 2020   06:14 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu ini,

Lorong-lorong perjumpaan itu akan sepi. Tak akan terdengar hentakan sepatu bertumit tinggi. Tak akan ada riuh rendah anak berlari-lari, atau wajah-wajah yang berdoa dan memuji.

Minggu ini, 

Kursi-kursi itu akan dingin, karena tak akan ada yang menduduki. Tak akan ada yang meletakkan kitab suci atau tas di kaki. Tak akan ada gawai yang telah diatur tanpa bunyi, atau bahkan amplop persembahan yang telah diisi.

Minggu ini, 

Piano, gitar, juga tambur di sudut sana, hanya bisa berpandangan dalam senyap yang tak menyenangkan. Tak ada nada-nada yang akan dialunkan. Tak ada irama yang akan diselaraskan. Terlebih, tak ada jemari yang akan memainkan.

Minggu ini,

Mimbar di depan itupun akan membisu tiada yang menemani. Tak akan ada pemimpin pujian yang mengajak umat bernyanyi. Tak akan ada hambaNya yang berdiri dan mengajak umat untuk hidup suci.

Minggu ini,

Pintu agung itu tak akan dibuka. Karena mereka yang ditunggu tak akan tiba.  

Minggu ini, Minggu sunyi. 

Namun satu hal yang ku tahu pasti. Hati kami tak akan pernah sunyi, karena Tuhan selalu bertakhta di sini.

________

Jakarta, 21 Maret 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun