"Tik.. Tak.. Tik.. Tak.. " Suara jarum jam tua yang meremas ke seluruh sudut ruang tamu.
  Suara angin berhembus membelai dinding rumah tua itu. Gesekan angin dengan dinding yang terbuat dari kayu yang sudah tua itu menghasilkan desisan yang menyeramkan di malam hari.
  Rumah ini memiliki halaman yang lumayan luas yang dipenuhi dengan rumput-rumput liat. Hal ini dikarenakan rumah ini telah menjadi kosong sejak sepuluh tahun terakhir.
 Rumah ini sangat sulit dijual. Pemilik tanah yang sekarang ini pun sudah berulang kali mengiklankannya di majalah ataupun koran. Pernah sekali ada seorang yang berminat untuk membeli rumah dan tanah tersebut. Ia bertujuan membangun pelatihan TKW yang akan dikirim keluar negri.
  "Selamat yah pak! Bapak telah menjadi pemilik tanah ini. " Ujar pak Maman pemilik tanah itu.
  "Oke Terimakasih, Deal yah! " Balas seorang pria dengan senyum yang sumringah.
 Pak Maman senang sekali karena telah berhasil menjual tanah yang selama ini dianggapnya sebagai beban.
 Baru tiga hari kemudian, rumah itu kembali kosong karena orang yang membeli tanah itu telah meninggal.
Padahal, ia telah mengumpulkan bahan dan para pekerja untuk merenovasi rumah tua itu.
  Pak Maman yang mendengar berita itu hanya menghela nafas dan tidak peduli sama sekali. Ia menganggapnya sebagai  takdir yang telah ditentukan sejak lahir dan tidak dapat ditolak.