Mohon tunggu...
Berlian Alfin
Berlian Alfin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca adalah jendela dunia bagi yang ingin melihat betapa luasnya alam ini. Jiwa, pikiran, atau hati juga membutuhkan asupan yang dapat membawa kepada hal yang positif, dan salah satunya dengan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Horor Part#1: Rumah Tua

20 Desember 2023   17:33 Diperbarui: 20 Desember 2023   17:52 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat yang hilang,Vila,gambar oleh herbert2512 | Pixabay. 

"Tik.. Tak.. Tik.. Tak.. " Suara jarum jam tua yang meremas ke seluruh sudut ruang tamu.

   Suara angin berhembus membelai dinding rumah tua itu. Gesekan angin dengan dinding yang terbuat dari kayu yang sudah tua itu menghasilkan desisan yang menyeramkan di malam hari.

   Rumah ini memiliki halaman yang lumayan luas yang dipenuhi dengan rumput-rumput liat. Hal ini dikarenakan rumah ini telah menjadi kosong sejak sepuluh tahun terakhir.

  Rumah ini sangat sulit dijual. Pemilik tanah yang sekarang ini pun sudah berulang kali mengiklankannya di majalah ataupun koran. Pernah sekali ada seorang yang berminat untuk membeli rumah dan tanah tersebut. Ia bertujuan membangun pelatihan TKW yang akan dikirim keluar negri.

    "Selamat yah pak! Bapak telah menjadi pemilik tanah ini. " Ujar pak Maman pemilik tanah itu.

   "Oke Terimakasih, Deal yah! " Balas seorang pria dengan senyum yang sumringah.

  Pak Maman senang sekali karena telah berhasil menjual tanah yang selama ini dianggapnya sebagai beban.

  Baru tiga hari kemudian, rumah itu kembali kosong karena orang yang membeli tanah itu telah meninggal.

Padahal, ia telah mengumpulkan bahan dan para pekerja untuk merenovasi rumah tua itu.

   Pak Maman yang mendengar berita itu hanya menghela nafas dan tidak peduli sama sekali. Ia menganggapnya sebagai  takdir yang telah ditentukan sejak lahir dan tidak dapat ditolak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun