Mohon tunggu...
DRM Delapan
DRM Delapan Mohon Tunggu... wiraswasta -

BerDaRah => Belajar Dari Sejarah Masih tahap belajar & membaca tulisan-tulisan kopasianer. Maaf jika komentar-komentar saya tidak berkenan dengan anda. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hukuman Rakyat untuk PDI-P

11 April 2014   09:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:48 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13971537361217790021

Ini adalah artikel pertama saya dan mungkin butuh banyak masukan dari Rekan-rekan kompasianer. Ini adalah curahan hati saya dan tidak bermaksud menyakiti siapapun.

---------------#############---------------

Untuk sementara ini kita sudah mengetahui perkiraan persentase suara yang di dapatkan partai-partai lewat Quick Count dari beberapa lembaga survey. Memang ini belum bisa menjadi pegangan pasti karena perhitungan versi KPU lah yang resmi.

Namun setidaknya perhitungan versi Quick Count ini bisa memberi gambaran bagaimana Rakyat Indonesia sebagai pemilik NKRI memperbolehkan beberapa orang untuk menjadi Perwakilan mereka. Untuk menyuarakan jeritan hati mereka, memperjuangkan hak-hak mereka dan mengawal Pemerintah memajukan NKRI.

Akan terbersit di benak kita sebuah pertanyaan : " Mengapa PDI-P dengan Jokowi Effect-nya tidak dapat menembus perolehan suara 20% ? "

Silahkan anda ber-argumen layaknya Pengamat Politik yang Handal dengan segala ilmu politik anda, silahkan anda ber-argumen layaknya Budayawan yang Mumpuni dengan segala ilmu sosial budaya anda, dsb.

Saya hanyalah salah satu rakyat NKRI yang cuma memperhatikan tingkah laku para pelaku politik. Saya juga hanya salah satu warga yang bertetangga dengan beberapa Caleg yang ikut dalam Pileg tanggal 9 April kemarin. Artikel saya bukanlah Suara Rakyat apalagi SUARA TUHAN, ini hanya sekedar catatan sejarah dimana Tugas/Fungsi Partai berbenturan dengan Kepentingan Partai.

Sepanjang yang saya pahami bahwa salah satu Tugas/Fungsi Partai adalah mencari/mendapatkan/membentuk negarawan-negarawan baru yang mampu bertarung di arena politik dengan elegan dan berpihak pada rakyat dengan berbekal KEPERCAYAAN MASYARAKAT.

Akankah Rakyat PERCAYA kepada calon-calon legislator yang baru berkoar-koar menjelang pemilihan-nya?

Akankah Rakyat PERCAYA kepada calon-calon legislator yang berusaha memBELI KEPERCAYAAN itu dengan Sumbangan, Sedekah, Bantuan Kemanusiaan menjelang pemilihan-nya?

Akankah Rakyat PERCAYA kepada calon-calon legislator yang katanya hendak MEMPERJUANGKAN SUARA RAKYAT padahal enggan ber-tetangga?

Dan apakah Rakyat HARUS PERCAYA dengan Partai tempat calon-calon legislator "karbitan" itu bernaung?

Rasa Percaya itu tidak mudah untuk dibentuk. Tidak sehari, seminggu, sebulan atau bahkan setahun. Rasa percaya itu akan timbul bukan karena banyaknya iklan. "Rasa percaya itu akan muncul dihati kami bila para caleg itu benar-benar TULUS BERKARYA untuk masyarakat"!, begitulah kira-kira pendapat beberapa orang yang saya pahami.

Saya secara pribadi sangat-sangat menyayangkan Partai yang selalu melekat di hatiku, PDI-P. Mengapa pengalaman yang panjang tidak juga memberi pelajaran bagi PDI-P untuk memperbaiki diri dan menjadi Partai "abad 21". Masa dimana perusahaan-perusahaan dan bahkan negara-negara berusaha memperbaiki kualitas dan kemampuan mereka untuk menghadapi persaingan Global yang akan di-isi oleh orang-orang yang juga punya kualitas diatas rata-rata. Sudah sangat sewajarnya PDI-P juga BERUBAH jika tidak mau TERGILAS oleh PERUBAHAN itu sendiri. Jangan lah menyia-yiakan Jokowi dengan berdiam diri terhadap "kader-kader penyamun" yang hanya mencuri kesempatan dan akan menggerogoti Rasa Percaya masyarakat terhadap PDI-P.

Bu Mega, berikanlah kami caleg-caleg yang BERKUALITAS dan pantas kami BERI KEPERCAYAAN. Saya merasa perkiraan hasil suara Quick Count pemiu legislatif 9 April kemarin adalah HUKUMAN bagi PDI-P agar sadar akan kelakuannya yang selama ini menyodorkan caleg-caleg yang terlalu MEMENTINGKAN dirinya sendiri.

Saya berharap PDI-P mau BERUBAH sebelum hendak melakukan PERUBAHAN agar INDONESIA HEBAT.

Terima kasih buat yang telah membaca artikel saya ini.

Artikel ini saya tulis sambil mendengarkan lagu When I Need You - Rod Stewart, sesuai suasana hati saya yang sangat berharap PDI-P berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun