Mohon tunggu...
Chunk ND
Chunk ND Mohon Tunggu... mahasiswa -

mahasiswa tingkat akhir tak ada kata terlambat untuk belajar, termasuk menulis sebagai coretan untuk keabadian. sebab dengan menulis maka ingatan akan terawat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen| Yang Terpendam

9 April 2017   14:38 Diperbarui: 9 April 2017   23:00 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

YANG TERPENDAM

Hari-hari kemarin kita tidaklah terpisahkan, dua kaki yang selalu melangkah bersama secara bergantian dengan irama masa depan yang begitu menjanjikan. Rasa saling memiliki memang tak harus ada kata pacar, kekasih atau apapun yang mengikat kita berdua, sebab kebersamaan yang kita bangun memberikan tanda bahwa kita takut kehilangan satu sama lain.

Kau selalu berada disisiku, setidaknya itu yang kurasakan disetiap momen yang kuanggap membutuhkan keberadaanmu. Akupun selalu berusaha dekat denganmu, berada disisimu ketika kau membutuhkanku.

Kita berbagi cerita, tidak ada yang kita sembunyikan dalam hal apapun. Dunia pribadimu seolah juga telah menjadi duniaku, akupun begitu, aku tak pernah segan untuk menceritakan segala keluh kesahku padamu, kau pendengar yang baik bagiku, sementara aku tak yakin telah menjadi pendengar yang baik atas tiap keluh kesahmu.

Hari demi hari kita lalui bersama, kita bahkan lebih romantis dari pasangan kekasih, tak ada hal yang dilakukan oleh sepasang kekasih yang tidak kita lakukan bersama, kita berboncengan, kita ketaman, kita kepantai, kita kebioskop, kita menikmati setiap waktu bersama.

Setiap pagi, siang, sore, hingga malam menjelang tak hentinya kita berkomunikasi jika kita tak bersama, bahkan kadang sinyal jaringan merasa bosan dengan tingkah kita. Tiap waktu yang kutunggu hanyalah kabarmu, kedatanganmu.

Aku tak pernah berfikir sebelumnya untuk melihat lagi yang lain, kuingin hanya bersamamu sepanjang waktu, menghabiskan segala kesempatan yang diberikan tuhan, bahkan akan kuminta kepadaNya dalam sujud dan doaku untuk bersamamu kembali jika kita meninggalkan dunia ini. Bersamamu membuatku menjadi orang berani, aku menjadi tak takut apapun di dunia ini, satu-satunya hal yang sangat aku takutkan adalah kau menemukan kenyamanan lain selain dariku yang bisa membelah kebersamaan kita.

Dunia selalu punya hal-hal yang baru, dunia tak pernah kehabisan kejutan, aku ingin melihatnya, merasakannya hanya bersmamu. Dalam benakku melakukan berbagai hal bersamamu adalah pengalaman terindahku. Hanya pengalaman bersamamu yang akan kuceritakan kepada dunia agar dunia iri kepadaku, kepada kebahagiaanku.

Masih banyak hal yang musti kita lakukan bersama, dunia masih menantikan kita untuk mengukir cerita diatas tanahnya, ibaratkan sebuah lilin ketika sumbunya terbakar, perlahan lilin itu meleleh hingga menyisakan lelehan yang tak bisa kembali menjadi lilin, ibaratkan beras yang telah menjadi nasi dan tidak mungkin untuk kembali menjadi beras utuh.

Rasa takutku mulai muncul, perlahan tapi semakin lama semakin membuat dadaku sesak. Aku merasakan hal berbeda, aku tak terbiasa tanpamu, tanpa kabarmu. Perasaanku mulai tak terukur, semua serba kacau.

Kau mulai jarang menemuiku, kau mulai jarang menanyakan kabarku, bertemu pun tak senyaman hari-hari kemarin. Mungkin kau merasa bosan dengan apa yang sering kita lakukan bersama, ataukah mungkin kau telah bosan jika melakukan banyak hal bersamaku, aku pahami itu, namun satu hal aku tak akan pernah bosan untuk melakukan banyak hal bersamamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun