"Susah, Kis. Sepertinya dia sudah dipengaruhi orang lain."
"Maksudmu ada orang ketiga yang jadi biang masalah kalian?" Aku mengangguk mantap. Kikis diam sebentar. Dia memandangku tak percaya. Aku sendiri sudah mengubah wajahku sedemikian rupa supaya Kikis percaya dan berbelas kasih. Pokoknya demi tujuanku, aku akan berbuat apa saja.
"Masa sih Rindil selingkuh?"
"Ini hanya perkiraan, Kis," ralatku berusaha membeli sedikit, " Tapi, aku yakin pasti ada. Masa sih dia tiba tiab minta putus kalau nggak karena ada orang lain."
Cewek yang sobat deket Rindil ini mengangguk-angguk. Entah maksudnya mengerti atau malah tambah bingung.
Akh! Aku tidak peduli.
"Bagiku, Kis, Rindil itu seperti bintang yang kuingin terang terus dalam hatiku. Dan, aku akan berbuat apa saja demi dia."
"Berbuat apa saja?" Kikis mengulang kalimat kalimat belakangnya.
"Iya. Selama ini aku pontang-panting, ke sana-sini kan demi dia. Demi orang yang kucinta."
"Contohnya?"
"Sekarang dia jadi orang penting di senat. Dapet beasiswa, menang kejuaraan, aktif di organisasi. Semua aku perjuangkan demi dia seorang."