Mohon tunggu...
Benyamin Melatnebar
Benyamin Melatnebar Mohon Tunggu... Dosen - Enjoy the ride

Enjoy every minute

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rani Namanya

30 Agustus 2021   22:07 Diperbarui: 30 Agustus 2021   22:07 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: jpnn

Rani terlihat pucat, sopir taksi menawarkannya minyak angin yang ia simpan di kotak P3K. Rani mengambil minyak itu dan mulai menggosok di leher dan perutnya, sesekali menghirup aromanya untuk memberikan kelegaan. Rani menutup pintu taksi sambil mengucapkan terima kasih kepada sopir taksi yang telah berbaik hati padanya. Rani berusaha masuk ke rumahnya.

Udara pagi menyelimuti perumahan mewah bergaya ala Beverly Hills 90210, kicauan burung gereja membahana di lingkungan yang asri itu. Sesekali terdengar bunyi air mancur di tengah tengah komplek perumahan itu dan dibarengi dengan suara anak anak kecil yang bernyanyi nyanyi. Rani mengambil ponselnya, menelepon Om Andri dan mengatakan padanya bahwa Ia ingin bertemu.

 Om Andri datang di saat Rani sedang mandi. Dengan dibalut kimono beludru dari Jepang, Rani berjalan menghampiri Om Andri, Rani tersenyum manis melihat pria paru baya itu yang sudah sejak tadi duduk di ruang tamunya. Ia mengambil bir kaleng lalu membukanya untuk Om Andri. Rani duduk di samping Om Andri.

 Aku hamil, Om. Ucap Rani datar

 Apa, kamu sudah gila ya ! Pil pil KB yang saya kasih ke kamu memang tidak kamu minum! Bentak Om Andri dan segera berdiri membelakangi Rani 

 Kamu harus gugurkan, saya tidak mau istri saya atau keluarga besar saya sampai tahu. Besok saya akan kirimkan uangnya, kamu urus itu dengan cepat. Ungkap pria paru baya itu dengan nada sangat marah sambil tangannya membuka pintu ruang tamu Rani.

Rani berdiri dan menghalau Om Andri untuk keluar, Ia menutup pintu dan meminta Om Andri untuk duduk dan membicarakannya. 

 Tidak ada lagi yang harus dibicarakan. Im done with you, do you understand? Bentak Om Andri. 

Rani mengambil bir kaleng yang ia suguhkan untuk Om Andri dan meyeruputnya perlahan. Sambil tersenyum kecut ia berkata, Tidak, tidak akan aku gugurkan. Aku sengaja tidak minum pil-pil itu sejak 3 minggu yang lalu, karena aku ingin anak dari Om Andri. Aku menginginkan Om, aku mau Om untukku. ucap Rani dengan lembut dan tanpa merasa bersalah.

 Kamu sudah gila Rani, berapa kali saya harus bilang kalau saya tidak mungkin meninggalkan keluarga saya, my family is my life ! Bentak Om Andri.   

Rani duduk di sofa putihnya dan matanya memerah. Seorang wanita perkasapun takkan kuasa bila dihadapkan pada masalah seperti ini. Matanya dibanjiri oleh air mata dan sesekali meyeka matanya dengan tali kimono yang ia kenakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun