Mohon tunggu...
Benyamin Melatnebar
Benyamin Melatnebar Mohon Tunggu... Dosen - Enjoy the ride

Enjoy every minute

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rani Namanya

30 Agustus 2021   22:07 Diperbarui: 30 Agustus 2021   22:07 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: jpnn

 Tidak, aku sudah kenyang. Ucap pria itu. 

Pria itu melihat Rani dengan penuh arti, Ia melihat Rani dari atas sampai ke ujung kakinya. Kamu cantik sekali, sayang . Ucap pria itu.

 Terima kasih Om, kan aku dandan untuk Om. Aku ingin terlihat cantik di depan Om. Ungkap Rani sambil bergelantungan di bahu pria tua, namun terlihat masih sangat kekar. Yuk, kita jalan sekarang. 

Waktu saya hanya sampai jam 21.00 nanti. Anak saya hari ini tampil di pertunjukkan baletnya yang pertama kali, jadi saya harus menemani keluarga saya malam ini . Ungkap pria . Ya sudah deh, terserah Om aja . Bisik Rani sambil menggigit telinga pria tua itu. Pria itupun melihat ke arah Rani, katanya: Kamu mulai genit ya. Tapi tidak apa, karena Om suka itu.  

Rani masuk melalui pintu kiri sebuah sedan Toyota Camry, dikuti pria itu dari pintu kanan. Pria itu berkata pada si sopir, Pak Dirman, tolong ke tempat biasa. Ini Pak untuk Bapak. sambil menyelipkan uang lembaran merah berjumlah Rp.500.000,- ke saku Pak Dirman. Jangan bilang sama Nyonya ya. Ungkap pria paru baya itu.

Baik Tuan, rahasia Tuan aman sama saya. Ungkap Pak Dirman sambil mengangguk sopan. Sepanjang jalan, pria tua yang biasa di panggil Pak Andri ini menggenggam tangan Rani, sesekali ia mencubit pahanya. Rani tidak perduli, yang ia pentingkan saat ini. Sejumlah uang senilai Rp. 10.000.000,- akan segera mengalir di rekeningnya. Bisa pesta drugs lagi nih sama teman-temanku. Pikir Rani senang

Pusing sekali rasanya kepala ini, Rani berusaha memijat kepalanya. Membereskan rambutnya yang sudah di highlight nya lebih dari seminggu dan mulai menggelungnya ke atas. 

Gila, si Om Andri tinggalin aku sendiri lagi. Emang laki-laki cuma kalau butuhnya saja. Ucap Rani sekenanya. Ia turun dari tempat tidur di sebuah penthouse berkelas pada sebuah hotel bintang lima di pinggiran daerah Kota. (Jakarta Pusat. Red). Kemudian mengambil tas hermesnya yang bernilai puluhan juta dan mulai mencari-cari ponselnya. Ia mengambil dan melihat isi pesannya. Thanks God, sudah di transfer. Ungkap Rani sambil tersenyum puas.

Rani mengambil peralatan mandinya dari dalam tas dan meluncur ke kamar mandi, menyalakan shower. Entah berapa jam dia di kamar mandi, yang jelas menurut Rani menghabiskan waktu berjam-jam adalah tugas dari seorang wanita cantik. Setelah selesai mandi, diambilnya cream baby pink dan mengoleskannya di seputar wajah dan lehernya. 

Mengenakan maskara secukupnya, pensil alis dan gincu merah marun favoritnya. Menurut Rani, ke empat kosmetik itu adalah andalannya untuk tampil excellent setiap hari. Ia mengenakan t-shirt ukuran small, celana pensil dipadukan dengan sepatu high heels silver. Rani turun ke Lobby, meminta receptionist memesankan taksi untuknya.

 Hari ini ada kuis Metodologi Penelitian, untung saja open book. Ungkap Rani kepada Nita. Nita adalah best friend Rani sejak SMA dulu. Iya, mana lagi malas belajar nih, pasrah saja deh nanti. Yuk, kita makan dulu. Balas Nita. Mereka pun menyusuri kampus dan melewati sebuah lapangan sepak bola. Rani memang sangat menarik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun