Mohon tunggu...
Benny Tjundawan
Benny Tjundawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik Maale

Belanja, Jalan jalan, baca buku, masak, nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Obrolan di Tenda Duka

10 Februari 2018   07:34 Diperbarui: 10 Februari 2018   09:51 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: theprayinglife.com

Dari obrolan di tenda duka.
by, Benny Tjundawan

Beberapa bulan yang lalu selalu disibukan urusan duka cita. Pergi mengunjungi rumah duka yang satu ke rumah duka yang lainnya.

Pada suatu rumah duka, seorang teman lama duduk berkata membuka obrolan selepas misa perkabungan,
"Di zaman Now ini umur manusia semakin pendek. Sebagai anak zaman Now pada umumnya telah gagal dalam menjaga umur orang tua mereka."

Kata pembuka dalam obrolan ini cukup mengusik pikiran, memang betul harapan hidup orang zaman sekarang dalam satu keluarga cenderung menurun. Pada zaman kakek nenek rata2 bisa sampai 90an, papa, mama topnya hanya sampai 80an, entah kita nantinya Tuhan kasih diangka berapa.

Kalau bicara soal umur manusia, ada terlalu banyak faktor yang menentukan. Bisa lingkungan, bisa keturunan, bisa psikis, makanan, gaya hidup, ekonomi, dan masih banyak lagi kalau rajin mencari.
Mengapa fakor yang sebegitu banyaknya bisa luput dari pengamatannya?

Diantara begitu banyak faktor, selain faktor panggilan dari Bapa di surga yang tidak bisa diperdebatkan, faktor makananlah yang jadi sorotan dan yang buat kaget. Bahwa Bakso sekolahan kami diketahui mengandung Borax.
Sekarang baru tahu kurang lebih 6tahun kami disekolahan telah menabung untuk kematian.
Oh, Bakso sekolahan yang rasanya enak. Bakso yang mengerikan.

Dari dalam tenda duka, masa depan adalah masa kehilangan. Demikian halnya dengan masa-masa tua. Ketika melihat kepada orang yang sudah tua, kita melihat kehilangan mulai dari kehilangan rambut, kehilangan gigi, kehilangan usus buntu, kehilangan sahabat, kehilangan kecantikan, kehilangan keperkasaan, kehilangan ingatan, kehilangan kacamata, kehilagan kunci, kehilangan pinset dan lain sebagainya.

Semoga yang baca tidak jadi takut dan stres karena sudah terbawa kepada kenyataan ini. Kenyataan yang kelak harus kita lalui suka atau tidak suka bila dikaruniai umur yang panjang.

Untuk yang telah menjadi takut saya hanya bisa mengutip untuk kalian sedikit ucapan lepas dari Meister Eckhart, rabib Dominikan, mistikus gelap Jerman abad ke 13,
"Saat takut dan kau bertahan, kau akan melihat iblis-iblis merobek kehidupanmu. Jika sudah menemukan kedamaianmu, kau akan melihat bahwa iblis-iblis itu sebenarnya para malaikat yang sedang mebebaskanmu.
satu-satu hal yang membakar kita adalah bagian yang tidak mau kau lepaskan, kenanganmu, keterikatanmu."

Dan semoga yang Maha kuasa selalu beserta kita, membimbing dan menolong kita di sepanjang masa.
Kupang, 10/2  2018.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun