Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Makassar Pilihan

Buras Nasu Likku: Ide Menu MBG Bone yang Bisa Jadi Inspirasi Nasional

2 Oktober 2025   09:30 Diperbarui: 2 Oktober 2025   08:35 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Buras Nasu Likku (Foto: Instagram @jajanan_makassar)

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu prioritas nasional yang sedang berlangsung. Tujuan utamanya jelas: memperbaiki gizi anak bangsa, menurunkan angka stunting, meningkatkan konsentrasi belajar, sekaligus menggerakkan ekonomi lokal. Namun, pertanyaan yang kerap muncul adalah: menu apa yang paling tepat untuk diterapkan di lapangan?

Jawaban tidak bisa seragam. Indonesia kaya akan tradisi kuliner yang berakar pada kearifan lokal. Setiap daerah memiliki pangan khas yang bisa diolah menjadi menu sehat sekaligus memperkuat identitas budaya. Kebetulan saat ini saya berada di Kota Watampone Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, merekomendasikan bagaimana kalau menu MBG di Kabupaten Bone mengadaptasi makanan tradisional, salah satunya adalah “Buras Nasu Likku” sebagai menu MBG yang lengkap, bergizi, dan membumi.

Buras: Karbohidrat Lokal yang Praktis

Buras adalah nasi yang dimasak dengan santan lalu dibungkus daun pisang dan diikat tali rafia atau janur. Secara tekstur mirip lontong, namun aromanya lebih harum dan daya tahannya lebih lama. Tradisi masyarakat Bugis-Makassar menjadikan buras bukan sekadar makanan, tetapi simbol kebersamaan pada acara syukuran hingga perantauan.

Untuk kebutuhan MBG, buras sangat praktis. Pertama, mudah diproduksi massal oleh kelompok usaha bersama di desa. Kedua, lebih higienis karena sudah terbungkus rapat dan tidak mudah basi. Ketiga, porsi buras per anak dapat diatur sesuai standar gizi: satu potong buras setara dengan satu porsi nasi (sekitar 100–120 gram karbohidrat).

Dengan memanfaatkan buras, Bone membuktikan bahwa pangan lokal bisa menjadi solusi logistik sekaligus edukasi budaya bagi anak sekolah.

Nasu Likku: Protein Khas Bone yang Dimodifikasi

Jika buras mewakili karbohidrat, maka nasu likku menjadi ikon protein khas Bone. Nasu likku pada dasarnya adalah olahan ayam kampung dengan bumbu rempah lengkuas, serai, jahe, bawang merah, dan santan kental. Rasanya gurih pedas, biasa disajikan pada pesta adat atau hajatan.

Untuk MBG, resep tradisional ini dimodifikasi agar lebih sehat dan ramah anak. Santan dikurangi, potongan ayam dipilih bagian tanpa kulit, dan kadar pedasnya disesuaikan dengan usia penerima. Dengan metode semur atau rebus ringan, nasu likku tetap mempertahankan cita rasa rempah, sekaligus memberikan asupan protein hewani berkualitas tinggi yang sangat penting untuk pertumbuhan anak sekolah.

Hasilnya, anak-anak tetap bisa menikmati menu khas daerah tanpa harus khawatir dengan kandungan lemak atau rasa yang terlalu tajam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun