Ancaman dan Harapan
Namun jalan Traore bukan tanpa rintangan. Ia harus berhadapan dengan ancaman kudeta balasan, isolasi internasional, dan tekanan ekonomi. Dunia Barat pun tak tinggal diam. Sanksi, pembekuan bantuan, dan kampanye disinformasi menjadi alat untuk melemahkannya.
Tetapi di tengah semua itu, Traore tetap konsisten. Ia mendorong pengembangan sektor pertanian dan teknologi lokal, memperkuat kerja sama dengan negara-negara non-Barat, dan menggelar reformasi di militer agar lebih dekat dengan rakyat. Masyarakat desa, yang sebelumnya menjadi korban kekerasan milisi, kini dilibatkan dalam pertahanan teritorial melalui program relawan keamanan.
Meski belum sempurna, perubahan yang dibawa Traore telah menyulut api semangat baru. Ia menjadi simbol keberanian bagi generasi muda Afrika yang selama ini terpinggirkan oleh politik elitis dan imperialisme global.
Menilik Indonesia dari Afrika
Apa yang bisa dipelajari Indonesia dari sosok Ibrahim Traor?
Pertama, keberanian mengambil keputusan strategis demi kepentingan nasional adalah kunci. Di era globalisasi, terlalu banyak kompromi justru membuat negara lemah dan bergantung.
Kedua, pemimpin muda bukan hanya simbol semangat baru, tetapi bisa menjadi aktor perubahan riil jika berpijak pada nilai-nilai keadilan dan kedaulatan rakyat.
Ketiga, keberpihakan pada rakyat kecil---yang sering luput dalam narasi besar pembangunan---harus menjadi fondasi utama kebijakan. Traor membuktikan bahwa keamanan sejati tidak lahir dari intervensi asing, tetapi dari kepercayaan antara rakyat dan negaranya sendiri.
Jejak yang Menginspirasi
Ibrahim Traore mungkin bukan pemimpin sempurna. Ia masih menghadapi tantangan besar, dari legitimasi internasional hingga konsolidasi dalam negeri. Namun dalam sejarah bangsa-bangsa, selalu ada figur yang datang membawa angin perubahan ketika dunia mulai membeku dalam kebiasaan lama.